Sigma, Rizz, Cap! Bunda pernahkah mendengar istilah-istilah ini? Istilah-istilah ini merupakan komunikasi slang bahasa Gen Alpha.

Gen Alpha adalah generasi pertama yang benar-benar tumbuh dengan teknologi digital sejak lahir. 

Komunikasi Gen Alpha sangat dipengaruhi oleh aplikasi pesan instan, platform media sosial, dan game online.

Mereka cenderung menggunakan bahasa yang dipenuhi dengan singkatan, emoji, dan meme, yang sering kali sulit dipahami oleh generasi yang lebih tua.

Lalu, apa saja maksud dari istilah-istilah tersebut? Pentingkah Bunda memahaminya? Yuk, simak informasi berikut untuk lebih jelasnya.

Apa itu Bahasa Gen Alpha?

Bahasa Gen Alpha adalah bentuk komunikasi yang digunakan oleh anak-anak yang lahir antara tahun 2010 dan 2025, yang sering kali dipengaruhi oleh teknologi, media sosial, dan lingkungan digital yang mereka tumbuh di dalamnya.

Mereka adalah generasi pertama yang sepenuhnya digital-native, yang berarti mereka telah terbiasa dengan perangkat teknologi dan internet sejak lahir.

Bahasa Gen Alpha sering kali menggabungkan unsur-unsur bahasa tradisional dengan istilah dan singkatan yang berkembang di internet.

Berikut adalah beberapa contoh kata atau frasa yang populer di kalangan Gen Alpha:

contoh kata atau frasa yang populer di kalangan Gen Alpha

1. Sigma

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan aura yang dominan, mandiri, dan berperan sebagai pemimpin alami dalam kelompok.

Kata “Sigma” berasal dari teori kepribadian yang awalnya diadaptasi dari huruf Yunani, di mana “Sigma male” adalah pria yang memilih jalan sendiri daripada mengikuti norma sosial yang ditetapkan.

Contoh penggunaan: “Dia benar-benar sigma, selalu mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.”

2. Rizz

“Rizz” merupakan singkatan dari “charisma,” yang mengacu pada daya tarik seseorang yang membuat mereka menonjol di antara orang lain.

Kata ini dipopulerkan melalui media sosial, khususnya di kalangan anak muda di TikTok, untuk mendeskripsikan seseorang yang sangat menarik atau berkarisma.

Contoh penggunaan: “Dia punya rizz yang luar biasa, semua orang tertarik padanya.”

3. Skibidi

Istilah ini merujuk pada serial YouTube populer, “Skibidi Toilet,” dan digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang aneh atau jahat.

“Skibidi Toilet” merupakan serial yang menggambarkan situasi absurd dan sering kali digunakan untuk mengomentari sesuatu yang dianggap aneh atau tidak sesuai norma.

Contoh penggunaan: “Acara tadi malam skibidi banget, lucu tapi aneh.”

4. Ohio

Ohio digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang aneh atau tidak biasa, sering kali digunakan dalam konteks yang lucu atau sarkastik.

Istilah ini muncul dari tren internet di mana hal-hal yang aneh atau tidak biasa dikaitkan dengan negara bagian Ohio di AS.

Contoh penggunaan: “Lihat video ini, benar-benar sesuatu yang Ohio!”

5. GOAT

Singkatan dari “Greatest of All Time,” istilah ini digunakan untuk menyebut seseorang atau sesuatu yang dianggap terbaik sepanjang masa dalam bidangnya.

Istilah ini pertama kali populer dalam dunia olahraga, terutama untuk mengagungkan atlet legendaris seperti Michael Jordan dan Muhammad Ali.

Contoh penggunaan: “Messi itu benar-benar GOAT dalam dunia sepak bola.”

6. Gyatt

Kata ini digunakan sebagai pujian untuk seorang perempuan yang dianggap sangat menarik. Gyatt adalah kata slang yang berkembang di media sosial sebagai ungkapan kekaguman terhadap penampilan seseorang.

Contoh penggunaan: “Gyatt, dia cantik banget dengan pakaian itu!”

7. Lit

Lit adalah istilah slang yang berarti sesuatu yang sangat keren atau menarik. Istilah ini sudah ada sejak tahun 2010-an dan tetap populer di kalangan anak muda untuk menggambarkan acara atau situasi yang sangat menyenangkan.

Contoh penggunaan: “Pesta kemarin malam benar-benar lit, seru banget!”

8. Cap

Cap digunakan untuk menyebut seseorang yang suka berbohong atau mengatakan sesuatu yang tidak benar. Berasal dari frasa “no cap” yang berarti “tidak berbohong.”

Kata ini populer di kalangan Gen Z dan Alpha sebagai penanda kejujuran dalam percakapan. Contoh penggunaan: “Jangan percaya sama dia, itu semua cap.

9. Delulu

Delulu merujuk pada seseorang yang fanatik atau memiliki imajinasi berlebihan tentang idolanya. Kata ini merupakan gabungan dari “delusional” dan “halu” (halusinasi).

Kata ini sering digunakan dalam komunitas penggemar suatu idola, club ataupun pop culture untuk mendeskripsikan perilaku yang terlalu fanatik.

Contoh penggunaan: “Menjadi delulu adalah solulu (plesetan solusi).”

10. Mewing

Mewing adalah teknik meletakkan lidah di langit-langit mulut dengan tujuan membentuk garis rahang yang lebih tajam. 

Teknik ini menjadi populer setelah diperkenalkan oleh Dr. John Mew, seorang ortodontis Inggris, dan menjadi tren di kalangan anak muda yang tertarik dengan estetika wajah.

Contoh penggunaan: “Dia sangat rizz, lihat mewingnya.”

Media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk bahasa yang digunakan oleh Gen Alpha.

Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube menjadi sumber utama di mana bahasa ini berkembang.

Di platform tersebut, tren bahasa bisa menyebar dengan cepat, dan kata-kata baru bisa menjadi viral dalam hitungan hari.

Emoji juga menjadi bagian penting dari komunikasi Gen Alpha. Emoji sering digunakan untuk menyampaikan perasaan atau reaksi tanpa perlu mengetik kata-kata.

Misalnya, emoji 😂 (tertawa hingga menangis) sering digunakan untuk menunjukkan bahwa sesuatu sangat lucu.

Kombinasi emoji bahkan bisa membentuk pesan yang lebih kompleks, yang mungkin sulit dipahami oleh generasi yang lebih tua.

Singkatan adalah elemen lain yang dominan dalam bahasa Gen Alpha. Singkatan seperti “TBH” (to be honest), “IDK” (I don’t know), dan “IMO” (in my opinion) sering digunakan untuk mempercepat komunikasi di lingkungan digital yang serba cepat. 

Dalam banyak kasus, singkatan ini juga diadaptasi dari bahasa yang digunakan oleh generasi sebelumnya tetapi tetap relevan karena terus digunakan di media sosial dan platform komunikasi digital lainnya.

Memang, Gen Alpha lahir di era pesatnya perkembangan teknologi. Maka dari itu, sangat penting untuk Bunda membatasi penggunaan gadget pada si kecil, karena jika sudah kecanduan kestabilan perkembangannya akan terganggu.

Jadi Bunda juga harus tahu bagaimana cara mengatasi anak yang kecanduan gadget untuk antisipasi.

Mengapa Penting Bagi Bunda Memahami Bahasa Gen Alpha?

Mengapa Penting Bagi Bunda Memahami Bahasa Gen Alpha?

Memahami bahasa yang digunakan oleh Gen Alpha memiliki peran yang krusial dalam mendukung perkembangan sosial dan emosional anak-anak.

Bunda tidak harus mengerti semua hal tentang kehidupan tren Gen Alpha, Bunda cukup paham saja untuk berjaga-jaga jika tren tersebut buruk, jadi Bunda bisa langsung mengantisipasinya. 

Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa Bunda juga harus mengerti tentang tren Gen Alpha.

Berikut alasan-alasan Bunda perlu mengenal dan memahami bahasa yang berkembang di kalangan generasi ini:

1. Membangun Koneksi yang Lebih Baik dengan Anak

Bahasa adalah alat utama dalam komunikasi. Dengan memahami bahasa yang digunakan oleh Gen Alpha, Bunda dapat lebih mudah berinteraksi dengan si kecil, menciptakan komunikasi yang lebih efektif dan empatik.

Si kecil akan merasa lebih dipahami dan didengar jika orang dewasa dalam kehidupan mereka bisa berbicara dengan bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.

2. Mendukung Perkembangan Sosial Anak

Bahasa tidak hanya mencerminkan cara anak-anak berbicara, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain.

Dengan memahami bahasa Gen Alpha, Bunda bisa lebih baik dalam memahami dinamika sosial yang terjadi di antara anak-anak.

Ini penting dalam membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang sehat dan mengatasi masalah sosial seperti bullying atau tekanan teman sebaya.

3. Mengatasi Potensi Masalah Perilaku

Bahasa Gen Alpha sering kali mencerminkan tren dan budaya yang berkembang di media sosial dan platform digital.

Beberapa istilah atau frasa mungkin memiliki konotasi negatif atau menyiratkan perilaku yang tidak diinginkan. 

Dengan memahami bahasa ini, orang tua dan pendidik bisa lebih cepat mengidentifikasi potensi masalah dan memberikan arahan yang tepat sebelum perilaku negatif berkembang lebih jauh.

Menurut laporan dari Pew Research Center, 45% remaja melaporkan pernah mengalami intimidasi atau pelecehan online.

Memahami bahasa yang digunakan dalam interaksi digital dapat membantu orang tua dan pendidik mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perilaku ini dan mengambil tindakan yang diperlukan.

4. Meningkatkan Keterlibatan dalam Kehidupan Anak

Anak-anak Gen Alpha hidup di dunia yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, di mana teknologi dan media sosial memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dengan memahami bahasa mereka, orang tua dan pendidik dapat lebih terlibat dalam dunia anak-anak, yang dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan mengurangi jarak generasi.

5. Menjadi Teladan dalam Adaptasi dan Pembelajaran

Ketika Bunda menunjukkan minat untuk belajar dan memahami bahasa baru yang digunakan oleh Gen Alpha, Bunda juga memberikan contoh penting tentang fleksibilitas dan keinginan untuk belajar sepanjang hayat.

Ini adalah pelajaran penting bagi anak-anak, yang melihat bahwa belajar dan beradaptasi adalah bagian dari kehidupan yang terus berlanjut.

Bagaimana Bunda Bisa Mengikuti Tren Gen Alpha?

Bagaimana Bunda Bisa Mengikuti Tren Gen Alpha?

Dalam era digital yang berkembang pesat, bahasa yang digunakan oleh Gen Alpha sering kali terasa asing bagi orang tua.

Namun, mengikuti tren bahasa ini penting untuk menjaga komunikasi yang efektif dan hubungan yang kuat dengan anak-anak.

Berikut adalah beberapa tips dan saran praktis berdasarkan data dan fakta:

1. Aktif di Media Sosial dan Platform Digital

Berdasarkan studi dari Pew Research Center (2021), 95% anak-anak berusia 9-12 tahun di AS sudah menggunakan YouTube, dan lebih dari 60% menggunakan TikTok dan Instagram.

Untuk memahami bahasa yang digunakan oleh anak-anak, orang tua perlu aktif di platform yang sama.

Mengamati tren, meme, dan konten yang populer di media sosial ini dapat membantu orang tua mengenali kata-kata dan frasa yang digunakan oleh anak-anak mereka.

Buat akun di TikTok atau Instagram dan ikuti konten yang diminati oleh si kecil. Ini tidak hanya membantu Bunda memahami tren bahasa tetapi juga dapat menjadi bahan diskusi dengan anak.

Tapi ingat ya Bunda, jangan sampai berlarut-larut bermain sosmed hingga lupa waktu. Ingat selalu tujuan awal Bunda berselancar di sosmed, ya.

2. Terbuka untuk Belajar dan Bertanya

Data menunjukkan bahwa anak-anak merasa lebih dihargai dan didengar ketika orang tua mereka tertarik pada dunia mereka.

Menurut sebuah survei oleh Common Sense Media (2020), 74% anak-anak mengatakan mereka ingin orang tua lebih memahami kehidupan digital mereka.

Orang tua yang bersedia belajar dan bertanya tentang bahasa baru yang digunakan oleh anak-anak akan lebih mudah terhubung dengan mereka.

Jadi, jangan ragu untuk bertanya kepada si kecil tentang kata atau frasa yang tidak Bunda mengerti.

Tunjukkan ketertarikan dengan cara yang positif, misalnya, “Aku dengar kamu bilang ‘rizz’, apa itu artinya?.”

3. Lakukan Aktivitas Digital Bersama

Anak-anak Gen Alpha tumbuh dalam dunia yang terhubung dengan teknologi.

Menurut laporan Digital Trends (2023), kegiatan digital seperti bermain game bersama atau menonton video di YouTube dapat menjadi jembatan yang efektif antara orang tua dan anak.

Ini adalah kesempatan untuk memahami lebih dalam bagaimana mereka berinteraksi secara online dan bahasa yang mereka gunakan.

Luangkan waktu untuk bermain game yang mereka sukai atau tonton video YouTube bersama. Sambil melakukan ini, perhatikan dan tanyakan tentang istilah-istilah baru yang mereka gunakan.

4. Konsisten Memperbarui Pengetahuan tentang Tren Baru

Bahasa Gen Alpha terus berkembang seiring dengan munculnya tren dan platform baru.

Untuk tetap relevan, Bunda perlu secara konsisten memperbarui pengetahuan mereka tentang bahasa ini.

Mengikuti blog parenting seperti Navila Baby, podcast, atau newsletter tentang perkembangan terbaru di dunia anak-anak dapat menjadi cara yang efektif.

5. Jaga Keseimbangan dalam Penggunaan Bahasa

Meskipun penting untuk mengikuti tren, Bunda juga perlu menjaga keseimbangan agar tidak terlihat terlalu berusaha atau kehilangan otoritas sebagai orang tua.

Penggunaan bahasa anak-anak sebaiknya dilakukan dalam konteks yang tepat dan tetap mempertahankan peran sebagai pembimbing yang memahami dan mendukung perkembangan anak.

Gunakan bahasa mereka dengan bijaksana, dan pastikan untuk tetap menjadi panutan yang mengajarkan nilai-nilai positif, termasuk bagaimana menggunakan bahasa dengan tepat dalam berbagai situasi.

A Word From Navila

Memahami bahasa Gen Alpha tidak hanya penting untuk mengikuti tren, tetapi juga untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan si kecil.

Dengan teknologi yang mempengaruhi cara si kecil berkomunikasi, bahasa mereka menjadi cerminan dari dunia digital yang mereka kenal sejak lahir.

Oleh karena itu, Bunda yang memahami dan terlibat dalam dunia bahasa Gen Alpha dapat lebih efektif dalam mendukung perkembangan sosial dan emosional si kecil, sekaligus menjaga hubungan yang kuat dan relevan dalam keluarga. 

Bunda mau informasi terlengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi akun media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semangat terus Bunda hebat!