Sebagai orang tua, Mams mungkin pernah memperhatikan si kecil melengkungkan punggungnya, baik saat menangis, menyusu, atau bahkan ketika tidur. Wajar sebagai orang tua, Mams jadi bertanya-tanya, “Apakah ini normal?” 

Terkadang, ini hanya bagian dari proses tumbuh kembangnya, tapi di sisi lain, bisa juga jadi sinyal ada sesuatu yang membuat si kecil tidak nyaman. Yuk, bahas lebih dalam agar Mams tidak khawatir berlebihan, tapi juga tetap waspada!

Penyebab Bayi Melengkungkan Punggung

Sebagai orang tua, melihat si kecil tiba-tiba melengkungkan punggungnya bisa menimbulkan pertanyaan: apakah ini normal atau tanda sesuatu yang perlu diwaspadai? Faktanya, ada berbagai alasan mengapa bayi melakukan gerakan ini, mulai dari hal yang wajar hingga kondisi medis tertentu. Berikut uraian lengkapnya, mengutip Healthline:

Penyebab Normal

Beberapa penyebab normal meliputi refleks Moro, di mana bayi terkejut dan melengkungkan punggungnya sebagai respons terhadap suara keras atau gerakan tiba-tiba. Selain itu, bayi juga sering melengkungkan punggung untuk meregangkan otot setelah tidur atau berada dalam posisi lama, serta untuk bereksplorasi secara motorik saat belajar bergerak, berguling, atau duduk.

Penyebab Abnormal

Bayi yang mengalami refluks asam (GERD) mungkin melengkungkan punggung karena rasa tidak nyaman akibat asam lambung yang naik setelah menyusu. Ketegangan otot leher, seperti torticollis, juga bisa menyebabkan bayi melengkungkan punggung atau memiringkan kepala ke satu sisi. Selain itu, gangguan neurologis seperti cerebral palsy dapat menyebabkan bayi melengkungkan punggung tanpa alasan jelas, sering disertai dengan kesulitan motorik.

Jika tanda-tanda ini muncul, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai

​Jika bayi sering melengkungkan punggung disertai tangisan tak terkendali, sulit menyusu, atau hanya melengkung ke satu sisi, orang tua perlu waspada. Tanda-tanda ini bisa mengindikasikan kolik, tortikolis, atau refluks asam (GERD), terutama jika dibarengi muntah berulang, sulit tidur, dan rewel setelah makan.

Dalam beberapa kasus, gerakan melengkung disertai kejang ringan atau gerakan tak terkendali bisa menandakan kondisi neurologis seperti sindrom Sandifer. Bila gejala ini muncul, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. 

Kapan Harus ke Dokter?

Orang tua sebaiknya membawa bayi ke dokter jika si kecil terus-menerus melengkungkan punggung meski dalam kondisi tenang, terutama bila disertai tanda-tanda lain seperti sulit makan, gangguan tidur, atau keterlambatan perkembangan. Hal ini bisa mengindikasikan kondisi medis seperti refluks asam atau gangguan saraf.

Perhatikan juga jika bayi tidak merespons rangsangan, sulit bergerak, atau tidak mencapai tonggak perkembangan sesuai usianya. Bila gejala-gejala ini muncul, segera konsultasikan ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang sesuai.

Cara Mengatasi dan Tips untuk Orang Tua

Mengatasi bayi yang sering melengkungkan punggung membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu bayi merasa lebih nyaman dan mengurangi kebiasaan ini.

1. Pastikan Posisi Nyaman Saat Menyusu dan Tidur

Posisi bayi saat menyusu atau tidur bisa berpengaruh pada kenyamanannya. Saat menyusui, coba posisikan kepala bayi sedikit lebih tinggi dari perutnya agar tidak mudah mengalami refluks. Setelah menyusu, gendong bayi dalam posisi tegak selama beberapa menit agar pencernaannya lebih lancar. Untuk tidur, pastikan bayi berbaring di permukaan yang rata dan tidak terlalu empuk, serta hindari penggunaan bantal yang bisa mengubah postur tubuhnya.

2. Berikan Pijatan Lembut untuk Relaksasi

Pijatan lembut bisa membantu bayi lebih rileks dan mengurangi ketegangan otot. Gunakan minyak pijat khusus bayi dan lakukan gerakan memutar secara perlahan pada punggung dan bagian tubuh lainnya. Selain membantu meredakan ketidaknyamanan, pijatan ini juga bisa menjadi momen bonding antara orang tua dan bayi.

3. Latih Bayi dengan Tummy Time

Tummy time atau latihan tengkurap sangat penting untuk memperkuat otot bayi, terutama di area leher, bahu, dan punggung. Latihan ini juga bisa membantu bayi belajar mengontrol gerak tubuhnya dengan lebih baik. Mulailah dengan durasi singkat, sekitar 1–2 menit, lalu tingkatkan secara bertahap sesuai kenyamanan bayi. Pastikan selalu mendampingi bayi saat tummy time agar tetap aman.

4. Konsultasikan ke Dokter Jika Ada Gejala yang Mengkhawatirkan

Jika bayi sering melengkungkan punggungnya disertai tangisan yang sulit ditenangkan, muntah, atau kesulitan menyusu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Bisa jadi ada kondisi tertentu seperti refluks asam atau gangguan lain yang perlu ditangani lebih lanjut. Semakin cepat ditangani, semakin baik untuk kenyamanan dan tumbuh kembang bayi.

A Word From Navila

Melihat bayi melengkungkan punggungnya memang membuat orang tua bertanya-tanya, normal atau tidak? Dalam banyak kasus, ini adalah bagian dari perkembangan alami si kecil. Tapi, ada juga kondisi tertentu yang perlu diwaspadai. Kuncinya adalah tetap tenang, mengenali tanda-tandanya, dan mengambil langkah yang tepat jika ada sesuatu yang mengkhawatirkan.

Minyak Telon untuk Bayi Kulit Sensitif: Minyak Telon Terwangi Navila

Untuk membantu bayi lebih nyaman, pijatan lembut dengan minyak telon bisa jadi solusi sederhana tapi efektif. Navila Telon Oil hadir dengan formula khusus yang lembut di kulit bayi, memberikan kehangatan yang pas, sekaligus membantu mengurangi ketidaknyamanan seperti kembung atau masuk angin. Plus, aromanya yang menenangkan juga bisa membuat si kecil lebih rileks!


References

  • Healthline. Why Is My Baby Arching Their Back — and When Should I Worry? Retrieved from https://www.healthline.com/health/baby/baby-arching-back
  • Web MD. What to Know About Back Arching in Babies. Retrieved from https://www.webmd.com/parenting/baby/what-to-know-about-back-arching-in-babies