Sebagai orang tua, Mams mungkin pernah memperhatikan si kecil melengkungkan punggungnya, baik saat menangis, menyusu, atau bahkan ketika tidur. Wajar sebagai orang tua, Mams jadi bertanya-tanya, “Apakah ini normal?” 

Terkadang, ini hanya bagian dari proses tumbuh kembangnya, tapi di sisi lain, bisa juga jadi sinyal ada sesuatu yang membuat si kecil tidak nyaman. Yuk, bahas lebih dalam agar Mams tidak khawatir berlebihan, tapi juga tetap waspada!

Penyebab Bayi Melengkungkan Punggung

Sebagai orang tua, melihat si kecil tiba-tiba melengkungkan punggungnya bisa menimbulkan pertanyaan: apakah ini normal atau tanda sesuatu yang perlu diwaspadai? Faktanya, ada berbagai alasan mengapa bayi melakukan gerakan ini, mulai dari hal yang wajar hingga kondisi medis tertentu. Berikut uraian lengkapnya, mengutip Healthline:

Penyebab Normal

  1. Refleks Moro (Startle Reflex)
    Saat bayi merasa kaget, dia akan menunjukkan refleks Moro, yaitu melebarkan tangan, melengkungkan punggung, dan menangis. Ini adalah reaksi alami terhadap suara keras atau gerakan tiba-tiba. Refleks ini biasanya mulai berkurang setelah usia 3-4 bulan.
  2. Meregangkan Otot
    Seperti orang dewasa yang sering meregangkan tubuh setelah tidur, bayi juga melakukan hal yang sama. Melengkungkan punggung bisa menjadi bagian dari peregangan untuk merasa lebih nyaman. Biasanya, ini terjadi setelah bangun tidur atau saat berada dalam posisi tertentu dalam waktu lama.
  3. Eksplorasi Motorik
    Perkembangan motorik bayi terus berjalan, dan suka mencoba berbagai gerakan baru. Melengkungkan punggung bisa menjadi bagian dari eksplorasi motorik yang membantu bayi mengontrol tubuhnya, terutama saat dia mulai belajar berguling atau duduk.

Penyebab yang Perlu Diwaspadai

  1. Refluks Asam (GERD)
    Bayi yang mengalami refluks asam atau GERD sering melengkungkan punggungnya sebagai tanda ketidaknyamanan. Ini biasanya terjadi setelah menyusu, karena asam lambung naik ke esofagus dan menyebabkan sensasi terbakar. Jika bayi sering rewel setelah makan, muntah, atau meludah lebih dari biasanya, sebaiknya periksakan ke dokter.
  2. Ketegangan Otot (Torticollis)
    Torticollis adalah kondisi di mana otot leher bayi mengalami ketegangan atau pemendekan, menyebabkan kepala condong ke satu sisi. Bayi dengan torticollis sering kali melengkungkan punggung atau memiringkan kepalanya ke arah yang sama terus-menerus. Kondisi ini bisa diperbaiki dengan terapi fisik atau latihan khusus sesuai anjuran dokter.
  3. Masalah Neurologis
    Gangguan sistem saraf, seperti cerebral palsy, dapat menyebabkan bayi sering melengkungkan punggungnya tanpa alasan yang jelas. Tanda-tanda lain yang menyertainya bisa berupa otot yang terlalu kaku atau lemah, keterlambatan perkembangan motorik, dan kesulitan dalam mengontrol gerakan tubuh. Jika ada tanda-tanda seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tanda-Tanda yang Harus Diwaspadai

​Sebagai orang tua, penting untuk memperhatikan tanda-tanda tertentu saat bayi melengkungkan punggungnya, karena ini bisa mengindikasikan kondisi yang memerlukan perhatian medis. Berikut beberapa tanda yang harus diwaspadai:​

1. Bayi Melengkungkan Punggung Terus-Menerus Disertai Tangisan Tak Terkendali

Jika bayi sering melengkungkan punggungnya secara terus-menerus sambil menangis tak terkendali dan sulit ditenangkan, ini bisa menjadi tanda kolik. Kolik biasanya ditandai dengan tangisan yang berlangsung selama lebih dari tiga jam sehari, setidaknya tiga hari dalam seminggu, selama tiga minggu atau lebih. Selain itu, bayi dengan kolik sering kali menunjukkan gerakan seperti menekuk lutut ke arah dada, mengepalkan tangan, atau mengalami kesulitan dalam menyusu dan tidur.

2. Melengkung ke Satu Sisi dalam Waktu Lama

Bayi yang hanya melengkung ke satu sisi dalam waktu lama juga perlu diwaspadai, karena bisa jadi ini merupakan tanda tortikolis. Tortikolis adalah kondisi di mana otot leher bayi mengalami ketegangan atau pemendekan, menyebabkan kepala dan tubuhnya lebih sering condong ke satu arah. 

Kondisi ini bisa membatasi pergerakan bayi dan jika tidak ditangani, dapat memengaruhi perkembangan motoriknya. Biasanya, tortikolis dapat diperbaiki dengan terapi fisik atau latihan khusus yang direkomendasikan oleh dokter.

3. Sulit Ditenangkan dengan Gejala Tambahan seperti Muntah, Sulit Menyusu, atau Kejang

Jika bayi sering melengkungkan punggungnya setelah menyusu dan mengalami muntah berulang, ini bisa menjadi tanda refluks gastroesofagus (GERD), yaitu kondisi di mana asam lambung naik ke esofagus dan menyebabkan ketidaknyamanan. Bayi dengan GERD cenderung rewel, sulit tidur, dan terkadang mengalami penurunan berat badan akibat kesulitan menyusu. 

Selain itu, jika gerakan melengkung ini disertai dengan kejang atau gerakan tak terkendali lainnya, kemungkinan ada gangguan neurologis yang mendasarinya, seperti sindrom Sandifer. Sindrom ini berhubungan dengan GERD dan ditandai dengan bayi yang melengkungkan punggung serta kepalanya ke belakang, terkadang tampak seperti mengalami kejang ringan, terutama setelah makan. 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika bayi terus-menerus melengkungkan punggungnya bahkan saat dalam kondisi tenang, hal ini bisa menjadi tanda ketidaknyamanan atau kondisi medis tertentu, seperti refluks asam (GERD) atau masalah saraf. Selain itu, perhatikan apakah ada tanda-tanda gangguan tumbuh kembang lainnya, seperti keterlambatan dalam merespons rangsangan, kesulitan bergerak, atau tidak mencapai milestone yang sesuai dengan usianya. 

Jika bayi juga mengalami gangguan tidur atau kesulitan makan karena sering melengkungkan punggungnya, hal ini bisa memengaruhi asupan nutrisi dan pertumbuhannya. Jika tanda-tanda tersebut muncul, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Cara Mengatasi dan Tips untuk Orang Tua

Mengatasi bayi yang sering melengkungkan punggung membutuhkan perhatian lebih dari orang tua. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu bayi merasa lebih nyaman dan mengurangi kebiasaan ini.

1. Pastikan Posisi Nyaman Saat Menyusu dan Tidur

Posisi bayi saat menyusu atau tidur bisa berpengaruh pada kenyamanannya. Saat menyusui, coba posisikan kepala bayi sedikit lebih tinggi dari perutnya agar tidak mudah mengalami refluks. Setelah menyusu, gendong bayi dalam posisi tegak selama beberapa menit agar pencernaannya lebih lancar. Untuk tidur, pastikan bayi berbaring di permukaan yang rata dan tidak terlalu empuk, serta hindari penggunaan bantal yang bisa mengubah postur tubuhnya.

2. Berikan Pijatan Lembut untuk Relaksasi

Pijatan lembut bisa membantu bayi lebih rileks dan mengurangi ketegangan otot. Gunakan minyak pijat khusus bayi dan lakukan gerakan memutar secara perlahan pada punggung dan bagian tubuh lainnya. Selain membantu meredakan ketidaknyamanan, pijatan ini juga bisa menjadi momen bonding antara orang tua dan bayi.

3. Latih Bayi dengan Tummy Time

Tummy time atau latihan tengkurap sangat penting untuk memperkuat otot bayi, terutama di area leher, bahu, dan punggung. Latihan ini juga bisa membantu bayi belajar mengontrol gerak tubuhnya dengan lebih baik. Mulailah dengan durasi singkat, sekitar 1–2 menit, lalu tingkatkan secara bertahap sesuai kenyamanan bayi. Pastikan selalu mendampingi bayi saat tummy time agar tetap aman.

4. Konsultasikan ke Dokter Jika Ada Gejala yang Mengkhawatirkan

Jika bayi sering melengkungkan punggungnya disertai tangisan yang sulit ditenangkan, muntah, atau kesulitan menyusu, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Bisa jadi ada kondisi tertentu seperti refluks asam atau gangguan lain yang perlu ditangani lebih lanjut. Semakin cepat ditangani, semakin baik untuk kenyamanan dan tumbuh kembang bayi.

A Word From Navila

Melihat bayi melengkungkan punggungnya memang membuat orang tua bertanya-tanya, normal atau tidak? Dalam banyak kasus, ini adalah bagian dari perkembangan alami si kecil. Tapi, ada juga kondisi tertentu yang perlu diwaspadai. Kuncinya adalah tetap tenang, mengenali tanda-tandanya, dan mengambil langkah yang tepat jika ada sesuatu yang mengkhawatirkan.

Minyak Telon untuk Bayi Kulit Sensitif: Minyak Telon Terwangi Navila

Untuk membantu bayi lebih nyaman, pijatan lembut dengan minyak telon bisa jadi solusi sederhana tapi efektif. Navila Telon Oil hadir dengan formula khusus yang lembut di kulit bayi, memberikan kehangatan yang pas, sekaligus membantu mengurangi ketidaknyamanan seperti kembung atau masuk angin. Plus, aromanya yang menenangkan juga bisa bikin si kecil lebih rileks!


References

  • Healthline. Why Is My Baby Arching Their Back — and When Should I Worry? Retrieved from https://www.healthline.com/health/baby/baby-arching-back
  • Web MD. What to Know About Back Arching in Babies. Retrieved from https://www.webmd.com/parenting/baby/what-to-know-about-back-arching-in-babies