Si kecil mengalami bruntusan, Bunda? Kondisi ini sering membuat khawatir karena dianggap sebagai masalah serius. Namun, bruntusan pada bayi newborn atau baru lahir sebenarnya cukup umum dan biasanya tidak berbahaya.

Meskipun demikian, penting bagi Bunda untuk memahami apa itu bruntusan, apa saja penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya jika diperlukan. Berikut penjelasan lengkapnya!

Apa itu Bruntusan pada Bayi Newborn?

Apa itu Bruntusan pada Bayi Newborn?

Bruntusan pada bayi newborn adalah kondisi kulit umum yang ditandai dengan bintik-bintik kecil atau ruam merah, sering muncul di wajah, terutama di area dahi, pipi, dan hidung. Meskipun bisa muncul di bagian tubuh lain, wajah adalah area yang paling sering terkena. Menurut Saint Thomas Medical Group, sekitar 40% bayi baru lahir mengalami bruntusan pada usia 2-3 minggu, yang dapat berlangsung hingga usia enam bulan.

Angela Palmer, seorang ahli kecantikan berlisensi yang fokus pada perawatan jerawat, menekankan pentingnya memahami perbedaan antara bruntusan pada bayi baru lahir dan pada bayi yang lebih tua. Bruntusan pada bayi baru lahir biasanya muncul segera setelah lahir, sementara jerawat infantil muncul setelah bayi berusia enam minggu.

Jika bayi mengalami bruntusan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit anak. Namun, seperti halnya bruntusan pada bayi baru lahir, jerawat infantil umumnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.

Apa saja Penyebab dan Gejala Bruntusan pada Bayi Newborn?

Penyebab dan gejala bruntusan pada bayi pada umumnya adalah karena kulitnya yang sensitif dan masih sangat tipis. Meski begitu ada beberapa faktor lain dari penyebab dan gejala bruntusan pada bayi. Berikut penjelasan lengkapnya:

Penyebab Bruntusan pada Bayi

Sama halnya dengan remaja, jerawat pada bayi juga disebabkan karena faktor hormonal. Namun ada beberapa penyebab lainnya, diantaranya:

  1. Perubahan hormon dari ibu ke bayi melalui plasenta
  2. Kulit bayi yang sensitif
  3. Penggunaan perawatan kulit yang tidak cocok
  4. Faktor lingkungan seperti panas dan lembap

Gejala Bruntusan pada Bayi

Gejala bruntusan pada bayi biasanya tampak seperti bintik-bintik merah kecil atau jerawat kecil dengan puncak putih. Bruntusan seringkali disalah artikan sebagai kondisi kulit lainnya seperti eksim, alergi, atau ruam lainnya. Untuk membedakannya, perhatikan ciri-ciri berikut:

  1. Eksim: Biasanya berupa ruam merah yang disertai dengan kulit kering, pecah-pecah, dan gatal. Eksim sering muncul di lipatan kulit seperti siku dan belakang lutut.
  2. Alergi: Ruam akibat alergi seringkali disertai dengan gejala lain seperti bengkak, gatal, atau tanda-tanda reaksi alergi lainnya. Ruam alergi bisa muncul secara tiba-tiba dan menyebar ke berbagai bagian tubuh.
  3. Ruam Popok: Terjadi di area yang tertutup popok, dengan gejala utama berupa kulit merah, bengkak, dan terkadang melepuh.

Bagaimana Cara Mengatasi Bruntusan pada Bayi Newborn?

Bruntusan pada bayi newborn adalah kondisi yang sering membuat para Bunda khawatir. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat, masalah ini bisa diatasi dengan mudah Bunda. Berikut langkah-langkah praktis mengatasi bruntusan, yaitu:

  1. Bersihkan kulit bayi secara rutin
  2. Hindari produk perawatan yang tidak cocok
  3. Pastikan kulit bayi tetap kering
  4. Gunakan pakaian yang lembut dan bersih, gunakan sabun dan sampo yang bebas dari pewangi dan pewarna, seperti produk dengan label “hypoallergenic” atau “dermatologist-tested.”

Meskipun bruntusan pada bayi biasanya tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan perawatan rumah, ada beberapa kondisi dimana Bunda harus segera berkonsultasi dengan dokter:

  1. Bruntusan tidak membaik
  2. Muncul tanda-tanda infeksi
  3. Kulit terlihat sangat merah dan iritasi
  4. Demam atau gejala lainnya

Mitos dan Fakta tentang Bruntusan pada Bayi Newborn

Banyak sekali mitos yang beredar di masyarakat mengenai bruntusan pada bayi. Sangat penting bagi Bunda untuk mengetahui fakta-fakta yang benar berdasarkan penelitian dan pendapat ahli. Berikut adalah beberapa mitos umum dan fakta-fakta yang sebenarnya:

1. Bruntusan pada Bayi Disebabkan oleh ASI

Fakta: Bruntusan pada bayi tidak disebabkan oleh ASI. Menurut Dr. Tanya Altmann, seorang dokter anak terkemuka, bruntusan pada bayi biasanya disebabkan oleh faktor hormonal dan sensitivitas kulit bayi yang masih berkembang. ASI, yang sebenarnya mengandung banyak antibodi dan nutrisi penting, justru membantu melindungi kulit bayi dari infeksi.

2. Bruntusan Bisa Dihilangkan dengan Bedak Bayi

Fakta: Penggunaan bedak bayi tidak dianjurkan untuk mengatasi bruntusan. Studi menunjukkan bahwa partikel bedak dapat masuk ke dalam saluran pernapasan bayi dan menyebabkan masalah pernapasan. Lotion atau krim yang diformulasikan khusus untuk bayi lebih aman digunakan untuk menjaga kelembapan kulit.

3. Bruntusan pada Bayi Menandakan Alergi Makanan

Fakta: Bruntusan pada bayi newborn umumnya bukan tanda alergi makanan. Menurut American Academy of Pediatrics, bruntusan biasanya disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai acne neonatorum atau baby acne, yang dipicu oleh hormon dari ibu. Alergi makanan pada bayi lebih sering menimbulkan gejala seperti ruam di seluruh tubuh, muntah, atau diare.

4. Bruntusan pada Bayi Menular

Fakta: Bruntusan pada bayi newborn tidak menular. Menurut Mayo Clinic, bruntusan ini disebabkan oleh faktor internal seperti hormon dan sensitivitas kulit, bukan oleh infeksi bakteri atau virus. Oleh karena itu, tidak ada risiko penularan ke orang lain atau penyebaran ke bagian tubuh lain.

A Word From Navila

Jadi, apakah bruntusan pada bayi newborn berbahaya? Jawabannya adalah tidak Bunda. Bruntusan disebabkan oleh faktor hormonal dan sensitivitas kulit bayi yang masih berkembang, serta dapat dipicu oleh lingkungan panas dan lembap. Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit bayi dengan produk yang sesuai, serta berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan, dapat membantu mengatasi dan mencegah bruntusan. 

Bunda mau informasi lebih lengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, segera kunjungi media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat Bunda.