Menyusui adalah langkah krusial untuk memberikan nutrisi terbaik bagi bayi sejak lahir. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa ASI adalah sumber nutrisi paling ideal untuk bayi selama enam bulan pertama kehidupan. Pentingnya mengetahui cara menyusui yang benar menurut WHO, juga menjadi kunci agar pemberian ASI dapat berjalan optimal dan mendukung tumbuh kembang bayi.
Data WHO menunjukkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif berpotensi mencegah hingga 13% kematian balita di seluruh dunia. Oleh karena itu, memahami cara menyusui yang benar menurut WHO menjadi hal yang sangat penting bagi setiap ibu. Berikut ini panduan teknik menyusui yang tepat agar manfaat ASI dapat dirasakan sepenuhnya.
Teknik Menyusui yang Dianjurkan WHO untuk Ibu Baru
Agar proses menyusui semakin lancar, beberapa cara menyusui yang benar menurut WHO ini perlu Mams aplikasikan agar ASI tidak seret. Berikut rinciannya:
1. Posisi Ibu dan Bayi
Menyusui yang benar melibatkan perlekatan yang tepat antara mulut bayi dan payudara ibu, serta posisi tubuh yang nyaman bagi keduanya. WHO merekomendasikan beberapa posisi menyusui yang efektif untuk memastikan bayi mendapatkan ASI dengan baik dan ibu merasa nyaman. Berikut adalah beberapa posisi menyusui yang disarankan beserta gambar yang tepat.
Cradle Hold (Posisi Menggendong)

Ini adalah posisi menyusui yang paling umum, cara melakukannya:
- Dalam posisi ini, kepala bayi disangga oleh lengan ibu yang berada pada sisi yang sama dengan payudara yang digunakan untuk menyusui.
- Tubuh bayi menghadap langsung ke tubuh ibu, dengan perut bayi menyentuh perut ibu.
Cross-Cradle Hold (Posisi Menggendong Silang)

Cara Melakukannya:
- Serupa dengan cradle hold, namun dalam posisi ini, ibu menggunakan lengan yang berlawanan dengan payudara yang digunakan untuk menyusui untuk menopang kepala bayi. Lengan lainnya menopang tubuh bayi.
Football Hold (Posisi Sepak Bola)

Cara melakukannya:
- Bayi ditempatkan di sisi tubuh ibu, di bawah lengan, seperti memegang bola sepak.
- Kepala bayi disangga oleh tangan ibu, sedangkan tubuh bayi berada di sepanjang lengan ibu.
Teknik ini ideal untuk ibu dengan payudara besar, ibu yang menjalani operasi caesar, atau bayi prematur.
Side-Lying Position (Posisi Berbaring)

Cara melakukannya:
- Ibu dan bayi berbaring di sisi mereka, berhadapan satu sama lain.
- Kepala bayi disangga oleh lengan ibu atau bantal.
Sangat nyaman untuk sesi menyusui malam hari atau setelah operasi caesar. Posisi ini memungkinkan ibu untuk beristirahat sambil menyusui.
2. Perlekatan yang Tepat
Berikut cara menyusui yang benar agar bayi kenyang dan mencegah puting lecet, di antaranya:
- Bayi harus membuka mulut lebar. Saat bayi mendekatkan mulutnya ke payudara, ibu harus memastikan bahwa mulut bayi terbuka lebar, dengan bibir bawah bayi yang melengkung ke luar dan menempel pada bagian bawah areola (area gelap di sekitar puting).
- Lebih banyak areola bagian bawah yang masuk ke mulut bayi. Bayi harus mengambil lebih banyak areola bagian bawah ke dalam mulutnya, bukan hanya putingnya saja. Ini penting agar bayi dapat mengisap ASI dengan efektif dan nyaman.
- Posisi lidah bayi. Lidah bayi harus berada di bawah puting, tidak menghalangi mulut bayi untuk melekat dengan benar. Jika lidah bayi tidak berada di posisi yang tepat, ibu mungkin akan merasakan nyeri pada puting.
- Dagu bayi menyentuh payudara. Dagu bayi harus menyentuh payudara ibu, sementara hidung bayi biasanya sedikit menjauh dari payudara. Ini menandakan bahwa bayi berada dalam posisi perlekatan yang benar.
3. Frekuensi dan Durasi Menyusui
Bayi yang baru lahir membutuhkan ASI dengan frekuensi tinggi karena perutnya kecil dan cepat kosong. WHO merekomendasikan bayi disusui 8-12 kali dalam 24 jam, yang berarti setiap 2-3 jam, termasuk malam hari.
Durasi menyusui bervariasi antara 10-30 menit per payudara, tergantung pada bayi. WHO menyarankan agar ibu membiarkan bayi menyusu selama yang dibutuhkan dan menawarkan kedua payudara setiap sesi. Jika bayi sudah kenyang setelah satu payudara, lanjutkan dengan payudara lainnya untuk menjaga keseimbangan suplai ASI.
Tanda-tanda Bayi Mendapatkan ASI yang Cukup
Berikut adalah beberapa indikator penting yang dapat membantu ibu mengetahui bahwa bayi mereka mendapatkan ASI yang cukup:
- Pertambahan berat badan yang stabil.
- Frekuensi buang air kecil (BAK) setidaknya 6-8 kali per hari setelah hari keempat kehidupan.
- Frekuensi buang air besar (BAB) setidaknya 3-4 kali sehari dalam beberapa minggu pertama.
- Perilaku bayi yang menunjukkan tampak tenang, puas, dan mungkin tertidur setelah sesi menyusui.
- Tumbuh kembang yang normal.
A Word From Navila
Itulah dia informasi seputar cara menyusui yang benar menurut WHO. Sebagai new mom, memahami dan menerapkan teknik menyusui yang benar menurut WHO sangatlah penting untuk memastikan bayi Mams mendapatkan nutrisi yang optimal dan mendukung kesehatan Mams.Â
Panduan ini tidak hanya membantu mencegah berbagai masalah menyusui, tetapi juga memperkuat kedekatan emosional antara Ibu dan anak. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah terbukti efektif ini, Mams dapat menjalani pengalaman menyusui yang lebih nyaman, sukses, dan bermanfaat bagi perkembangan bayi.
References
- WHO. Breastfeeding. Retrieved from https://www.who.int/health-topics/breastfeeding#tab=tab_1
3 comments