Apakah si kecil pernah gumoh, Bunda? Gumoh memang sering terjadi pada bayi dan merupakan bagian dari perkembangan mereka karena sistem pencernaan yang masih berkembang. Namun, ada beberapa ciri gumoh yang berbahaya yang perlu Bunda waspadai. Apa saja ciri-cirinya? Simak informasi berikut untuk lebih lengkapnya!
12 Ciri Gumoh yang Berbahaya yang Patut Diwaspadai
Gumoh (gastroesophageal reflux), adalah kondisi di mana makanan dari lambung bayi naik kembali ke kerongkongan, mengutip Cleveland Clinic. Hal ini biasanya menyebabkan bayi sering meludah atau muntah. Pada sebagian besar bayi, gumoh sebenarnya bukan masalah serius karena sistem pencernaan mereka belum sepenuhnya berkembang.
Bayi yang mengalami gumoh sering meludah hampir setiap hari, tetapi tetap terlihat sehat dan ceria. Bayi seperti ini biasa disebut “happy spitters” karena meludah tidak membuat mereka merasa tidak nyaman. Mereka mungkin sedikit rewel atau menangis sesekali, tetapi secara keseluruhan tetap baik-baik saja.
Namun, pada beberapa bayi, gumoh bisa menjadi lebih serius dan mengganggu asupan nutrisi yang mereka butuhkan. Kondisi ini sering kali disertai ciri tambahan yang mengkhawatirkan, berikut rinciannya:
- Gumoh dengan jumlah yang banyak, lebih dari 2 sendok makan.
- Gumoh disertai dengan masalah pernapasan, seperti tersedak, batuk, atau suara napas yang tidak biasa.
- Gumoh disertai dengan berat badan yang tidak kunjung naik atau justru turun.
- Gumoh bercampur cairan berwarna hijau, kuning, cokelat, atau bercampur darah
- Gumoh disertai semburan kuat seperti muntah.
- Tidak kunjung berhenti hingga usianya 6 bulan.
- Menangis lebih dari tiga jam sehari dan lebih rewel dari biasanya.
- Jumlah popok basah lebih sedikit dari biasanya.
- Bayi terlihat meludah atau mengeluarkan gumoh dengan cara yang tampak seperti dipaksakan.
- Muntahan darah atau sesuatu yang tampak seperti bubuk kopi.
- Bayi menolak diberi ASI atau susu formula, yang bisa jadi karena merasa tidak nyaman atau sakit.
- Bayi menangis lebih dari tiga jam setiap hari.
Perbedaan Gumoh dan Muntah
Mungkin Bunda bingung, apa perbedaan antara gumoh dan muntah? Keduanya seringkali dianggap sama karena tanda-tandanya. Perbedaan utama antara gumoh dan muntah adalah pada usaha yang dikeluarkan. Bayi yang gumoh akan mengeluarkan susu secara alami tanpa banyak usaha.
Lalu, bagaimana ciri gumoh yang normal? Menurut informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa ciri bayi yang mengalami gumoh secara normal, antara lain:
- Gumoh terjadi saat atau setelah bayi menyusu.
- Gumoh pada bayi yang sehat biasanya berlangsung tidak lebih dari tiga menit.
- Saat gumoh, bayi tidak menunjukkan gejala masalah kesehatan lainnya.
- Bayi tampak ceria, tidak rewel, dan tidak menangis.
- Jumlah susu yang keluar dari mulut bayi saat gumoh sekitar 1-2 sendok makan.
Sementara itu, bayi yang muntah akan terlihat berusaha keras untuk mengeluarkan susu, disertai dengan gejala lain yang lebih jelas. Muntah pada bayi seringkali disebabkan oleh masalah pencernaan, seperti infeksi saluran pencernaan (misalnya muntaber), gejala flu, atau mabuk kendaraan.
Namun, pada kasus yang lebih serius, muntah juga bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti infeksi saluran kemih, radang usus buntu, atau meningitis. Jika si kecil tampak berusaha keras saat mengeluarkan susu, itu bisa menjadi tanda masalah yang perlu diperiksa lebih lanjut.
Tips Mencegah Gumoh pada Bayi
Bisakah gumoh pada bayi dicegah? Meskipun tidak selalu bisa dicegah, ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu mengurangi frekuensi gumoh pada bayi:
- Bersendawa. Pastikan bayi bersendawa selama dan setelah menyusu untuk mengurangi penumpukan gas di perut yang bisa menyebabkan gumoh.
- Posisi bayi setelah makan. Setelah makan, biarkan bayi tetap tegak selama sekitar 30 menit. Hindari langsung melakukan tummy time setelah makan agar perut bayi tidak tertekan.
- Menghindari pemberian makan berlebihan. Cobalah untuk tidak memberi makan bayi terlalu banyak sekaligus. Konsultasikan dengan dokter anak untuk memahami cara pemberian makan yang tepat, sehingga bayi tetap kenyang tapi tidak terlalu penuh.
- Mengoleskan minyak esensial seperti minyak telon. Oleskan minyak telon supaya gas dalam perut bisa luruh dan keluar, supaya gumor dapat terminimalisir terjadi. Sangat direkomendasikan menggunakan minyak telon Navila, supaya memberikan kenyamanan pada perut, juga menghangatkan, dan melindungi si kecil.
A Word From Navila
Merawat bayi memang tidak mudah, apalagi jika Bunda khawatir melihat si kecil sering gumoh. Biasanya, gumoh bukan masalah serius dan tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika si kecil mengalami GERD, ada cara pengobatan yang bisa membantu. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan dan berbagi kekhawatiran dengan dokter anak, mereka akan membantu melewati fase ini dengan lebih mudah.
References
- Cleveland Clinic. Reflux in Babies. Retrieved from https://www.actionforchildren.org.uk/blog/what-is-sensory-play-and-why-is-it-important/
- IDAI. Gumoh pada Bayi. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/gumoh-pada-bayi