Bullying adalah tindakan memanfaatkan kekuatan fisik atau emosional untuk menyakiti orang lain, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Segala bentuk bullying memiliki dampak negatif bagi korban dan pelaku, baik secara psikologis maupun sosial.

Misalnya, cyberbullying, menurut stopbullying, cyberbullying adalah bentuk bullying yang sering dilakukan secara anonim di media sosial seperti Snapchat, Twitter, atau Instagram, di mana pelaku mengejek, menyebar rumor, dan melecehkan korban tanpa diketahui identitasnya. Anonimitas ini seringkali meningkatkan tekanan pada korban.

Baik bullying langsung maupun cyberbullying bisa berakibat fatal, seperti depresi atau bahkan bunuh diri. Pelaku pun akan merasa tertekan dengan rasa bersalah dan ketakutan akan dampak buruk di masa depan. Lalu, apa dampak bullying bagi korban dan pelaku lainnya? Mari simak informasi ini!

Dampak Bullying Bagi Korban

Dampak Bullying Bagi Korban

Setiap tindakan bullying tentu membawa dampak buruk bagi korbannya. Secara fisik, korban bisa mengalami memar, luka dalam, bahkan dalam kasus yang lebih serius, dapat berujung pada koma. Secara akademis, bullying membuat korban sulit fokus karena rasa takut, cemas, atau berusaha menghindari pelaku, yang akhirnya berpengaruh pada penurunan prestasi sekolah.

Selain itu, secara mental, bullying memberikan tekanan besar, terutama bagi remaja yang sangat bergantung pada dukungan teman sebaya. Karena itu, jika ditolak oleh teman-teman, korban bisa mengalami masalah psikologis, seperti:

  1. Kesulitan menyesuaikan diri secara sosial, yang membuat korban takut atau malas bersekolah jika bullying terjadi di sekolah.
  2. Merasa sedih, cemas, dan rendah diri.
  3. Gangguan kecemasan, sulit menjalin hubungan dengan orang lain, serta merasa kesepian.
  4. Pola pikir yang agresif atau terlalu pasrah yang bisa terbawa hingga dewasa, seperti rasa percaya diri rendah, sulit percaya pada orang lain, dan kecenderungan mengisolasi diri.
  5. Depresi, di mana penelitian oleh Fekkes, Pijpers, & Verloove-Vanhorick (2004) menunjukkan bahwa korban bullying memiliki risiko depresi tiga kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang tidak mengalami bullying.
  6. Trauma jangka panjang.
  7. Kesejahteraan psikologis yang rendah, seperti merasa tidak nyaman, cemas, rendah diri, dan tidak berharga.
  8. Dalam kasus ekstrem, korban bisa sampai berpikir untuk mengakhiri hidup karena tidak tahan dengan tekanan dan penghinaan yang terus menerus.

Bullying dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik, menyebabkan gangguan seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, dan gangguan pencernaan. Pengalaman bullying juga memengaruhi dunia kerja, di mana korban cenderung mengembangkan pola pikir “fight or flight” yang membuat mereka bereaksi berlebihan atau menghindar dalam menghadapi konflik.

Hal ini menghambat perkembangan karier dan hubungan profesional, karena sulit membangun kepercayaan dan stabilitas. Sebagai hasilnya, menjaga kesehatan mental di tempat kerja menjadi lebih menantang bagi korban bullying.

Dampak Bullying Bagi Pelaku

Dampak Bullying Bagi Pelaku

Dampak bullying tidak hanya dirasakan oleh korban, tetapi juga oleh pelakunya. Mereka cenderung menghadapi risiko yang lebih tinggi, seperti:

  1. Nilai akademis yang rendah dan pandangan negatif terhadap sekolah.
  2. Mudah terlibat dalam perkelahian atau perilaku mengganggu, yang bisa mengakibatkan dikeluarkan dari sekolah.
  3. Kecenderungan untuk mencuri atau melakukan vandalisme.
  4. Terlibat dalam penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
  5. Membawa senjata ketika dewasa.
  6. Melanggar aturan lalu lintas dan memiliki kemungkinan empat kali lipat lebih tinggi untuk melakukan tindakan kriminal.
  7. Memulai hubungan seksual lebih awal dibandingkan teman sebayanya.
  8. Cenderung menjadi pasangan atau orang tua yang bersikap kasar.

Kasus Bullying dan Dampak Sosial: Lady Gaga sebagai Contoh Nyata

Kasus Bullying dan Dampak Sosial Lady Gaga sebagai Contoh Nyata

Rasa sakit akibat bullying bisa meninggalkan bekas yang mendalam dan bertahan hingga bertahun-tahun, bahkan saat korban sudah tumbuh dewasa dan meraih kesuksesan. Hal ini juga dialami Lady Gaga, salah satu artis ternama dunia. 

Dalam sebuah wawancara pada tahun 2012 bersama kolumnis New York Times, Nicholas Kristof, dia mengisahkan pengalamannya sebagai korban bullying saat remaja yang begitu membekas di hati. Lady Gaga mengenang dengan jelas kejadian di masa sekolahnya, di mana ia pernah dilempar ke tempat sampah dan dipermalukan di depan umum. 

“Aku dipanggil dengan kata-kata kasar dan hinaan yang sangat menyakitkan, dan itu dilakukan di depan banyak orang. Sampai-sampai aku tidak mau masuk kelas. Padahal, aku termasuk siswa dengan nilai terbaik. Tapi di suatu titik saat SMA, aku benar-benar tidak bisa fokus belajar karena terus merasa malu. Aku merasa sangat rendah diri.”

Berdasarkan pengalaman pahitnya itu, Lady Gaga kemudian mendirikan Born This Way Foundation, sebuah organisasi yang berfokus untuk “memberdayakan anak-anak dan menciptakan suasana yang lebih positif di dalam dan luar sekolah.” 

Gaga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Harvard University dan Departemen Pendidikan Amerika Serikat, demi mewujudkan misinya untuk “membuat kebaikan menjadi sesuatu yang keren dan dicari oleh anak muda.”

A Word From Navila

Dampak bullying bagi korban dan pelaku memanglah tidak main-main. Jika kita menjadi korban bullying, ingatlah bahwa kita tidak sendirian dan itu bukan kesalahan kita. Banyak orang mengalami hal yang sama, tetapi mereka sering menyimpannya sendiri karena malu atau takut. Mengabaikan masalah ini tidak akan menyelesaikan apa pun. 

Sebaliknya, penting untuk berbagi pengalaman kita dengan orang lain dan tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita untuk mencari bantuan. Jangan pernah membalas dendam atau melukai diri sendiri, karena hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan. Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menghadapi bullying, yaitu:

  1. Coba abaikan pelaku dan tetap tenang; jika mereka tidak mendapatkan reaksi dari kita, mereka mungkin akan berhenti. 
  2. Simpan bukti jika bullying terjadi secara daring dan laporkan kepada orang tua atau pihak berwenang. 
  3. Tetaplah positif dengan mengenang hal-hal baik tentang diri kita dan cari dukungan dari teman-teman. 
  4. Jika kita melihat orang lain yang dibully, jangan ragu untuk menawarkan bantuan atau melaporkan kejadian tersebut kepada orang dewasa yang dapat membantu. 

Dengan cara-cara ini, kita tidak hanya membantu diri sendiri tetapi juga dapat menjadi dukungan bagi orang lain yang membutuhkan.

Bunda tertarik untuk melihat informasi lebih lengkap lainnya? Yuk, kunjungi akun sosial media Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare Bunda. Sehat selalu Bunda dan keluarga!