Weton merupakan bagian dari tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Weton adalah kombinasi antara hari kelahiran dalam kalender Masehi (seperti Senin, Selasa, Rabu) dengan pasaran dalam kalender Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon).
Kepercayaan terhadap weton telah digunakan oleh masyarakat jawa dalam berbagai aspek seperti menentukan nama bayi, merencanakan pernikahan, atau bahkan memilih hari baik untuk memulai usaha. Salah satu fenomena kepercayaan weton yang terkenal adalah ibu dan anak punya weton yang sama. Apa yang terjadi jika ibu dan anak punya weton yang sama? Simak informasi berikut!
Apa sih Weton Itu?
Dalam budaya Jawa, weton adalah konsep yang sangat penting dan sering digunakan untuk menentukan berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari kepribadian, kecocokan pernikahan, hingga hari baik untuk memulai suatu aktivitas. Weton ditentukan berdasarkan kombinasi antara hari kelahiran (disebut “hari”) dan pasaran Jawa.
Kalender Jawa memiliki dua siklus yaitu siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari dan siklus pasaran yang terdiri dari lima hari.
- Hari: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu
- Pasaran: Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage
Weton seseorang ditentukan oleh kombinasi hari dan pasaran saat dia lahir. Misalnya, jika seorang anak lahir pada hari Senin dan pasaran Kliwon, maka weton anak tersebut adalah Senin Kliwon. Ada 35 kemungkinan kombinasi weton (7 hari x 5 pasaran).
Tradisi menghitung weton telah ada sejak zaman kerajaan Jawa kuno dan masih dipraktekkan hingga saat ini. Kalender Jawa yang digunakan untuk menentukan weton diciptakan oleh Sultan Agung pada tahun 1633.
Sekitar 70% masyarakat Jawa masih mempertimbangkan weton dalam beberapa aspek kehidupan mereka, seperti pernikahan dan perayaan penting lainnya. Weton merupakan adat yang unik, berikut beberapa fakta menarik tentang weton:
- Setiap kombinasi weton memiliki karakteristik dan ramalan tersendiri. Misalnya, orang yang lahir pada hari Senin Kliwon diyakini memiliki sifat yang tenang dan bijaksana.
- Weton juga sering digunakan untuk menentukan kecocokan pasangan dalam pernikahan. Pasangan yang weton-nya dianggap serasi diyakini akan memiliki kehidupan rumah tangga yang harmonis.
- Selain itu, weton juga digunakan untuk menentukan hari baik untuk berbagai keperluan, seperti memulai usaha, pindah rumah, atau melakukan upacara adat.
Apa Makna Weton yang sama antara Ibu dan Anak?
Ketika ibu dan anak memiliki weton yang sama, ini berarti mereka lahir pada kombinasi hari dan pasaran yang sama. Dalam budaya Jawa, memiliki weton yang sama antara ibu dan anak dianggap memiliki makna khusus dan sering dihubungkan dengan berbagai kepercayaan tradisional.
Berikut beberapa interpretasi umum weton yang sama antara ibu dan anak dalam masyarakat jawa, yaitu:
1. Keterikatan Kuat
Banyak orang Jawa percaya bahwa ibu dan anak yang memiliki weton sama akan memiliki ikatan yang sangat kuat.
Mereka akan merasa lebih dekat secara emosional dan spiritual. Hubungan ini bisa membuat mereka lebih memahami satu sama lain, seolah-olah ada “koneksi batin” yang membuat mereka lebih sinkron dalam pikiran dan perasaan.
2. Pengaruh Positif
Weton yang sama dianggap bisa membawa keberuntungan dan kesejahteraan dalam keluarga. Misalnya, banyak yang percaya bahwa ini bisa membawa rezeki lebih lancar dan kesehatan yang baik bagi anggota keluarga.
3. Keseimbangan dan Harmoni
Ibu dan anak yang memiliki weton sama sering dianggap bisa saling melengkapi, sehingga hubungan dalam keluarga menjadi lebih harmonis dan damai. Namun, penting juga untuk diingat bahwa tidak semua orang Jawa mempercayai atau mengikuti kepercayaan ini secara literal.
Beberapa melihat weton hanya sebagai bagian dari tradisi dan budaya yang kaya, tanpa harus mengaitkannya dengan nasib atau keberuntungan.
Dampak Ibu dan Anak Punya Weton yang Sama
Terlepas dari mitos yang beredar, weton yang sama antara ibu dan anak juga memiliki sisi positif dan negatif tersendiri. Berikut beberapa dampak positif dan negatif dari weton yang sama antara ibu dan anak, yaitu:
Ibu dan Anak Punya Weton yang Sama Dianggap Keberuntungan Karena…
Berikut beberapa dampak keberuntungan dari weton yang sama terhadap hubungan ibu dan anak, yaitu:
1. Keharmonisan Hubungan
Banyak yang percaya bahwa memiliki weton yang sama dapat menciptakan keharmonisan dalam hubungan ibu dan anak. Weton yang sama dianggap membawa energi positif yang mempererat ikatan emosional dan memperkuat rasa saling memahami.
2. Keselarasan Karakter
Dalam kepercayaan Jawa, weton yang sama bisa berarti karakter ibu dan anak yang mirip. Hal ini bisa membantu dalam memahami perasaan dan pikiran satu sama lain, sehingga komunikasi lebih lancar dan konflik lebih mudah diatasi.
3. Kerjasama yang Baik
Karena memiliki karakter yang serupa, ibu dan anak dengan weton yang sama sering kali bisa bekerja sama dengan baik. Ini bisa tercermin dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari pekerjaan rumah hingga kegiatan lainnya yang memerlukan kerjasama.
Ibu dan Anak Punya Weton yang Sama Dianggap Petaka Karena…
Selanjutnya, berikut beberapa dampak petaka dari weton yang sama terhadap hubungan ibu dan anak, yaitu:
1. Potensi Konflik
Salah satu mitos yang beredar adalah bahwa weton yang sama bisa menyebabkan konflik karena kedua pihak memiliki sifat yang dominan. Kepribadian yang mirip dapat memicu perselisihan jika tidak ada pihak yang mau mengalah atau memahami perspektif yang lain.
2. Keburukan dalam Nasib
Ada kepercayaan bahwa memiliki weton yang sama bisa membawa nasib buruk atau tantangan tertentu dalam kehidupan ibu dan anak. Misalnya, beberapa orang percaya bahwa hubungan mereka mungkin menghadapi lebih banyak rintangan atau kesulitan dibandingkan dengan yang lain.
3. Pengaruh pada Keberuntungan
Beberapa masyarakat Jawa percaya bahwa weton yang sama bisa mempengaruhi keberuntungan keluarga, baik dalam hal rezeki, kesehatan, atau kebahagiaan. Ini sering kali menjadi bahan pertimbangan dalam keputusan besar, seperti pindah rumah atau memulai usaha.
Cerita seorang Anak yang Ibunya Diasingkan Keluarga Karena Memiliki Weton yang sama dengan Neneknya
Cerita ini merupakan kisah nyata dari seorang pengirim di Mojok. Berawal dari kisahnya yang merasa asing dengan keluarga besar. Pengirim tidak sama sekali mengenal kakek dan neneknya. Karena penasaran akhirnya dia menanyakan hal ini kepada ibunya.
Peristiwa buruk pun diceritakan ibu pengirim. Ibu pengirim mengaku ternyata selama ini dirinya telah dibuang oleh keluarga karena memiliki weton yang sama dengan ibunya.
Seperti yang kita ketahui menurut kepercayaan Jawa, jika seorang anak memiliki weton yang sama dengan ibunya maka malapetaka akan terjadi pada sang ibu. Itulah mengapa ibu pengirim dibuang dan diadopsi oleh tetangganya.
Semua kejadian ini ternyata baru diberitahukan kepada ibu pengirim saat dia hendak menikah, karena dalam ketentuan agama yang dianutnya seorang anak perempuan wajib didampingi oleh wali orang tua kandung. Akibat kejadian malang ini, ibu pengirim menjadi tidak akrab dengan saudaranya serta pembagian warisan pun ibu pengirim yang paling sedikit. Â
Itulah dia sedikit cerita mengenai weton anak yang sama dengan ibunya. Ternyata pengaruh kepercayaan weton masih ada hingga sekarang. Walapun weton merupakan warisan budaya leluhur yang perlu kita jaga. Namun, jika dinilai merugikan, seperti membuang bayi karena kesamaan weton, sebaiknya tidak diikuti.
Pandangan Ahli & Psikolog tentang Weton Ibu dan Anak yang sama
Menurut Prof. Dr. Suwardi Endraswara, weton yang sama antara ibu dan anak dalam tradisi Jawa sering dianggap membawa kedekatan emosional dan spiritual. Weton dipercaya memengaruhi karakter dan nasib seseorang, sehingga hubungan ibu dan anak dengan weton yang sama diyakini harmonis dan saling mendukung. Namun, ada pula pandangan bahwa weton yang sama bisa menimbulkan tantangan, seperti benturan karakter, tergantung pada elemen dalam perhitungan Jawa.
Dr. Rahmawati, psikolog anak dan keluarga, menyebutkan bahwa kepercayaan terhadap weton adalah bagian budaya yang membentuk nilai dan identitas keluarga. Kepercayaan ini dapat mempererat kedekatan emosional jika diartikan positif, seperti menganggap weton yang sama membawa keberuntungan. Hal ini dapat meningkatkan rasa aman, cinta, dan komunikasi dalam keluarga.
Sebaliknya, jika diinterpretasikan negatif, seperti sebagai pertanda buruk, kepercayaan ini bisa memicu stres atau kecemasan. Dr. Rahmawati menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan pemahaman bahwa setiap individu memiliki kebebasan membentuk kehidupannya. Orang tua sebaiknya tidak terlalu bergantung pada kepercayaan ini, tetapi tetap memberikan dukungan dan kasih sayang secara konsisten.
Secara keseluruhan, baik dari perspektif budaya maupun psikologi, kepercayaan terhadap weton bisa berdampak signifikan pada hubungan ibu dan anak, tergantung bagaimana hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
A Word From Navila
Memercayai weton tidak masalah Bunda, namun alangkah lebih baik jika kita mengambil hal positifnya dan tidak mengikuti hal negatifnya. Dalam kehidupan modern, menjaga keseimbangan antara menghormati tradisi dan memberikan dukungan emosional yang nyata kepada anak-anak lebih penting daripada mempercayai mitos yang bisa menimbulkan kekhawatiran.Â
Dengan begitu, weton dapat tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya tanpa harus membatasi atau mengganggu hubungan keluarga.
Bunda tertarik dengan informasi moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi media sosial Navila di di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Semoga informasi di atas bermanfaat Bunda!