Setiap 8 Mei diperingati sebagai Hari Kanker Ovarium Sedunia. Momen ini penting karena kanker ovarium dikenal sebagai silent killer, gejalanya sering tak terasa hingga sudah memasuki stadium lanjut. Akibatnya, banyak wanita kehilangan kesempatan untuk mendapat penanganan lebih awal.

Secara global, lebih dari 314.000 kasus kanker ovarium tercatat pada 2020, dengan angka kematian mencapai 207.000 jiwa. Di Indonesia, kasusnya mencapai 13.250 pada 2021, sebagian besar baru terdiagnosis saat kanker sudah menyebar. Ini menunjukkan bahwa deteksi dini masih menjadi tantangan besar, terutama di negara berkembang.

Apa itu kanker ovarium? Kanker ovarium adalah kanker yang tumbuh di ovarium, organ penghasil sel telur dan hormon. Jenis yang paling umum, karsinoma epitelial, dapat menyebar secara diam-diam ke area perut dan panggul. Karena itu, penting bagi setiap perempuan untuk mengenali gejala awalnya sedini mungkin, agar harapan hidup bisa lebih tinggi.

Kanker Ovarium Terletak Dimana dan Mengapa Sering Terlewat?

Kanker ovarium berkembang di ovarium, yaitu organ kecil di kedua sisi rahim yang letaknya tersembunyi di dalam panggul. Lokasi ovarium yang tersembunyi di dalam rongga panggul juga menyulitkan deteksi kanker melalui pemeriksaan fisik rutin.

Karena tidak bisa diraba seperti kanker payudara dan gejalanya mirip gangguan pencernaan (seperti perut kembung atau nyeri panggul), kanker ini sering terlambat terdeteksi. Banyak kasus baru ditemukan saat sudah stadium lanjut karena gejalanya tidak spesifik.

Kanker Ovarium

Sampai saat ini belum ada metode skrining yang efektif untuk deteksi dini kanker ovarium. Itu sebabnya penting bagi wanita untuk waspada terhadap perubahan tubuh yang tidak biasa dan tidak mengabaikan gejala yang menetap.

Pemeriksaan seperti USG transvaginal atau tes darah tertentu bisa membantu, terutama jika ada riwayat keluarga dengan kanker serupa. Deteksi dini bisa membuat pengobatan lebih efektif dan peluang sembuh lebih besar.

8 Gejala Kanker Ovarium yang Sering Diabaikan

Berikut adalah beberapa gejala kanker ovarium yang sering diabaikan. Gejala-gejala ini sering kali samar dan menyerupai kondisi lain, sehingga penting untuk mengenalinya sejak dini.

1. Perut Kembung Terus-Menerus

Jika Mams merasa perut sering kembung hampir setiap hari, padahal makan tidak berlebihan, jangan anggap sepele. Ini bisa jadi tanda adanya penumpukan cairan atau pertumbuhan massa di perut akibat kanker ovarium. Gejala ini sering dikira masalah pencernaan biasa, padahal bisa jadi sesuatu yang lebih serius.

2. Cepat Merasa Kenyang

Merasa sudah kenyang padahal baru makan sedikit? Jika hal ini terjadi terus-menerus dan membuat Mams kehilangan nafsu makan, bisa jadi ada tekanan dari tumor di dalam rongga perut yang mengganggu sistem pencernaan.

3. Nyeri di Panggul atau Punggung Bawah

Nyeri di bagian bawah perut atau punggung belakang tanpa sebab jelas, dan berlangsung lama juga perlu diwaspadai. Seringkali wanita mengira ini hanya pegal biasa atau gejala haid, padahal bisa jadi tanda awal kanker ovarium.

4. Sering Buang Air Kecil

Jika  Mams tiba-tiba jadi lebih sering ke kamar mandi tanpa peningkatan asupan air, bisa jadi ada tekanan dari tumor ke kandung kemih. Ini menyebabkan Mams merasa ingin kencing terus, mirip seperti infeksi saluran kemih tapi tanpa rasa nyeri saat kencing.

5. Perubahan Siklus Haid

Haid jadi tidak teratur, keluar lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya, atau bahkan muncul flek di luar jadwal haid? Ini bisa menjadi sinyal gangguan pada sistem reproduksi, termasuk risiko kanker ovarium, apalagi jika terjadi terus-menerus.

6. Turun Berat Badan Tanpa Sebab Jelas

Kehilangan berat badan padahal pola makan dan aktivitas harian tidak berubah bisa jadi alarm tubuh. Biasanya terjadi karena metabolisme tubuh terganggu oleh pertumbuhan tumor, atau karena penurunan nafsu makan secara tidak sadar.

7. Lemas dan Kurang Energi

Jika Mams terus-menerus merasa lelah, bahkan setelah cukup tidur dan tidak banyak beraktivitas, bisa jadi tubuh sedang melawan sesuatu dari dalam. Gejala ini sangat umum dan mudah diabaikan, tapi bisa jadi tanda awal kanker ovarium.

8. Sakit Saat Berhubungan Intim

Merasa nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual bisa jadi tanda adanya gangguan di area reproduksi, termasuk kanker ovarium. Meskipun topik ini jarang dibicarakan, penting untuk menyadarinya dan memeriksakan diri jika gejala terus berulang.

Penyebab dan Cara Mengetahui Kanker Ovarium

Kanker ovarium sering terlambat terdeteksi karena gejalanya yang tidak spesifik. Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker ini. Faktor genetik, seperti mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2, meningkatkan risiko secara signifikan. 

Selain itu, wanita yang mulai menstruasi dini, menopause terlambat, tidak pernah hamil, atau yang menggunakan terapi hormon pasca-menopause juga lebih berisiko. Gaya hidup seperti obesitas, merokok, dan diet tinggi lemak juga berperan dalam meningkatkan risiko.

Deteksi kanker ovarium melibatkan beberapa pemeriksaan penting, seperti USG transvaginal untuk mendeteksi massa atau kista pada ovarium, tes darah CA-125 untuk mengukur kadar protein yang meningkat pada penderita kanker, dan pemeriksaan panggul oleh dokter. 

Bagi wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium atau payudara, tes genetik untuk mutasi BRCA sangat disarankan. Pemeriksaan rutin dan deteksi dini dapat meningkatkan peluang pengobatan yang lebih efektif dan meningkatkan kesembuhan.

Apakah Kanker Ovarium Bisa Sembuh?

Kanker ovarium bisa sembuh, terutama jika terdeteksi pada stadium dini. Ketika kanker ovarium ditemukan pada tahap awal, yakni ketika masih terbatas di ovarium, peluang untuk sembuh sangat tinggi, dengan angka kelangsungan hidup lima tahun mencapai 93% hingga 95%. 

Namun, jika kanker sudah berkembang ke stadium yang lebih lanjut, peluang kesembuhannya semakin menurun. Pada stadium lanjut, di mana kanker telah menyebar ke organ lain, angka kelangsungan hidup bisa sangat rendah, bahkan hanya sekitar 1% hingga 5%.

Studi dari Hematology Clinics menunjukkan bahwa deteksi dini kanker ovarium bisa mengurangi angka kematian hingga 10-30%. Dengan pemeriksaan rutin, seperti USG transvaginal atau tes darah CA-125, kanker ovarium bisa terdeteksi lebih awal, bahkan sebelum gejala parah muncul. 

Oleh karena itu, meskipun Mams merasa sehat atau tidak ada gejala yang mencurigakan, penting untuk tetap menjalani pemeriksaan rutin, terutama jika memiliki faktor risiko, seperti riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau genetik BRCA. Pemeriksaan dini memberikan peluang terbaik untuk pengobatan yang lebih efektif dan meningkatkan kemungkinan kesembuhan.

A Word From Navila

Kanker ovarium memang dikenal sulit dikenali di tahap awal, karena gejalanya sering kali samar dan menyerupai keluhan ringan sehari-hari. Namun, justru karena itulah penting bagi setiap perempuan untuk lebih peka terhadap sinyal-sinyal tubuh. Mengenali gejala lebih awal bukan hanya meningkatkan peluang kesembuhan, tapi juga memberi kesempatan untuk mengambil langkah pencegahan yang tepat sejak dini.

Di Hari Kanker Ovarium Sedunia ini, mari jadikan momen ini sebagai pengingat untuk lebih peduli pada kesehatan diri. Jangan ragu untuk memeriksakan diri jika merasa ada yang berbeda, sekecil apa pun itu.

Sebagai langkah perlindungan tambahan, Mams juga bisa mempertimbangkan vaksinasi untuk mencegah risiko kanker lainnya. Cari tahu lebih lanjut di: Vaksin Kanker Serviks Apakah Gratis Lewat BPJS dan Puskesmas atau Perlu Bayar?


References

  • Reid, F., & Bajwa, A. (2020). World Ovarian Cancer Coalition Atlas. 2020. Global Trends in Incidence, Mortality, and Survival, 1-42. https://worldovariancancercoalition.org/wp-content/uploads/2023/04/World-Ovarian-Cancer-Coalition-Atlas-2023-FINAL.pdf
  • Mayo Clinic. Ovarian cancer. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cancer/symptoms-causes/syc-20375941
  • Tjokroprawiro, B. A., Novitasari, K., Ulhaq, R. A., Sulistya, H. A., & Martini, S. (2025). Investigation of the trends and associated factors of ovarian cancer in Indonesia: A systematic analysis of the Global Burden of Disease study 1990–2021. PloS one, 20(1), e0313418. https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0313418
  • Ovarian. Where does ovarian cancer spread? Retrieved from https://ovarian.org.uk/ovarian-cancer/where-does-ovarian-cancer-spread/
  • WebMD. What to Know About Bloating and Ovarian Cancer. Retrieved from https://www.webmd.com/ovarian-cancer/bloating-and-ovarian-cancer-what-to-know
  • American Cancer Society. Ovarian Cancer Risk Factors. Retrieved from https://www.cancer.org/cancer/types/ovarian-cancer/causes-risks-prevention/risk-factors.html
  • ACOG. BRCA1 and BRCA2 Mutations. Retrieved from https://www.acog.org/womens-health/faqs/brca1-and-brca2-mutations
  • Elias, K. M., Guo, J., & Bast, R. C. (2018). Early detection of ovarian cancer. Hematology/Oncology Clinics, 32(6), 903-914. https://www.hemonc.theclinics.com/article/S0889-8588(18)30753-6/abstract