Kecerdasan anak sering kali menjadi topik perdebatan di kalangan orang tua, terutama terkait faktor apa yang paling berpengaruh, genetik atau lingkungan. Salah satu pertanyaan yang paling umum diajukan adalah apakah kecerdasan anak lebih dominan diwarisi dari Ibu atau Ayah?

Untuk itu, berikut informasi seputar kecerdasan anak menurun dari siapa. Simak sampai habis ya!

Faktor Genetik Kecerdasan Anak: Siapa yang Berperan Lebih Besar?

Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh genetik Ibu lebih dominan dalam menentukan kecerdasan anak dibandingkan Ayah. Hal ini disebabkan gen kecerdasan dibawa oleh kromosom X, di mana wanita memiliki dua kromosom X, sementara pria hanya satu.

Penelitian di Glasgow mendukung temuan ini, setelah menganalisis data dari 12.686 remaja sejak 1994. Studi tersebut menyimpulkan bahwa IQ Ibu adalah prediktor terbaik kecerdasan anak, meskipun faktor lain seperti pendidikan, ras, dan status sosial ekonomi turut dipertimbangkan.

Namun, ini tidak berarti Ayah tidak berperan. Kontribusi Ayah lebih terlihat dalam perkembangan kognitif terkait keterampilan sosial dan emosional. Penelitian lain menunjukkan bahwa Ayah berperan penting dalam perkembangan kemampuan seperti pemecahan masalah, logika, dan pengendalian diri. Keterlibatan Ayah dalam pola asuh yang suportif dan interaktif juga mendukung perkembangan emosional dan kognitif anak secara keseluruhan.

Epigenetik dan Kecerdasan: Genetik yang Dipengaruhi Lingkungan

Menurut CDC, epigenetik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana perilaku dan lingkungan seseorang dapat memengaruhi gen dalam tubuh. Meski seseorang memiliki gen bawaan, faktor lingkungan dapat menentukan apakah gen tersebut “diaktifkan” atau “dinonaktifkan.”

Hal ini relevan dengan kecerdasan anak, karena selain faktor genetik, pengaruh eksternal seperti gaya hidup dan pola makan orang tua juga berperan penting, bahkan sebelum kehamilan. Faktor-faktor yang memengaruhi ekspresi gen ini meliputi:

  • Nutrisi sebelum dan selama kehamilan
  • Stres selama kehamilan
  • Kebiasaan hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan paparan polusi
  • Olahraga dan aktivitas fisik

Studi epigenetik terkenal, seperti “Dutch Hunger Winter,” menunjukkan bahwa Ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan melahirkan anak dengan perkembangan kognitif lebih rendah dibanding anak dari Ibu dengan nutrisi cukup. Dampaknya bahkan dapat terlihat hingga generasi berikutnya, menegaskan pentingnya peran lingkungan dalam ekspresi gen.

Lingkungan dan Pola Asuh: Apakah Bisa Melampaui Genetik?

Kecerdasan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan pola asuh. Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan dan pola asuh yang tepat dapat mengimbangi bahkan melampaui potensi genetik anak. Berikut adalah faktor-faktor utama yang memengaruhi kecerdasan anak:

1. Pendidikan Formal & Non Formal

Akses ke pendidikan berkualitas, baik formal maupun non-formal, memiliki dampak besar pada perkembangan kognitif anak. Pendidikan dini, terutama pada usia prasekolah, berperan dalam meningkatkan kemampuan bahasa, logika, dan pemecahan masalah. Anak-anak yang mendapatkan pendidikan berkualitas cenderung memiliki kecerdasan yang lebih tinggi.

2. Interaksi Sosial

Interaksi sosial memengaruhi kecerdasan emosional dan kognitif anak. Melalui diskusi dan kerja sama, anak belajar berkomunikasi, bernegosiasi, dan menyelesaikan masalah. Sosialisasi merangsang perkembangan otak anak sekaligus membangun keterampilan sosial dan emosional yang penting.

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga mendukung perkembangan otak. Anak-anak yang aktif secara fisik cenderung memiliki kemampuan memori, perhatian, dan pemecahan masalah yang lebih baik. Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga mendukung proses belajar.

4. Pola Asuh dan Perannya

Menurut penelitian Poltekkes Palembang, pola asuh memainkan peran penting dalam membentuk emosi, empati, adaptasi, kemandirian, dan sikap hormat anak. Pada masa golden age, yaitu ketika perkembangan otak mencapai 50%-80%, stimulus dan pengasuhan yang tepat sangat penting. Selain kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional dan sosial anak juga berkembang pesat pada fase ini.

Pola asuh yang baik, terutama pola asuh demokratis, dianggap paling ideal. Dengan komunikasi dua arah, anak tumbuh menjadi pribadi mandiri, percaya diri, disiplin, dan berprestasi. Pola asuh ini juga mendukung kesehatan mental anak, yang berperan dalam optimalisasi perkembangan keseluruhan.

Jadi kesimpulannya, kecerdasan anak menurun dari siapa? Jawabannya adalah lebih dominan dari Ibu. Genetik atau pola asuh dalam kecerdasan anak sama-sama turut andil dalam penentu kemampuan otaknya. Di mana gen yang diwariskan dari orang tua memberikan dasar potensi kecerdasan, sementara pola asuh, pendidikan, dan nutrisi, mempengaruhi seberapa optimal potensi tersebut berkembang. 


References

  • KlikDokter. Benarkah Kecerdasan Anak Diturunkan dari Ibu? Retrieved from https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/benarkah-kecerdasan-anak-diturunkan-dari-ibu
  • The Independent. Children inherit their intelligence from their mother not their father, say scientists. Retrieved from https://www.the-independent.com/news/science/children-intelligence-iq-mother-inherit-inheritance-genetics-genes-a7345596.html
  • Yahoo. Research Says: Your Mom Influenced Your Intelligence. Retrieved from https://www.yahoo.com/lifestyle/research-says-mom-influenced-intelligence-212901970.html
  • CDC. Epigenetics, Health, and Disease. Retrieved from https://www.cdc.gov/genomics-and-health/epigenetics/index.html
  • Puspita, T., Flora, R., Zulkarnain, M., & Appulembang, Y. A. (2021). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kecerdasan Pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 16(2 Desember), 62-69.