Menilai status gizi normal pada anak adalah aspek penting dalam memastikan anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Status gizi normal mencerminkan keseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan serta aktivitas sehari-hari. 

Untuk mengklasifikasikan status gizi anak secara akurat, penting untuk memahami berbagai parameter yang digunakan dalam penilaian. Untuk itu, berikut informasi seputar cara mengukut status gizi normal pada anak.

Definisi dan Parameter Status Gizi Normal

Status gizi normal pada anak mengacu pada kondisi di mana berat badan, tinggi badan, dan proporsi tubuh anak sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan standar pertumbuhan yang berlaku. Ini mencerminkan keseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitas sehari-hari.

1. Berat Badan

Berat badan anak harus sesuai dengan usia dan tinggi badan berdasarkan standar WHO. Rata-rata berat badan ideal anak menurut Kementerian Kesehatan RI:

  • 0-6 bulan: 3,3-7,9 kg.
  • 7-11 bulan: 8,3-9,4 kg.
  • 1-3 tahun: 9,9-14,3 kg.
  • 4-6 tahun: 14,5-19 kg.
  • 7-12 tahun: 27-36 kg.
  • 13-18 tahun: 46-50 kg.

2. Tinggi Badan

Tinggi badan yang sesuai dengan usia menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Rata-rata tinggi badan anak menurut Kementerian Kesehatan RI:

  • 0-6 bulan: 49,9-67,6 cm.
  • 7-11 bulan: 69,2-74,5 cm.
  • 1-3 tahun: 75,7-96,1 cm
  • 4-6 tahun: 96,7-112 cm
  • 7-12 tahun: 130-145 cm
  • 13-18 tahun: 158-165 cm 

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. IMT memberikan gambaran apakah anak berada dalam kategori berat badan kurang, normal, atau berlebih.

Cara Pengukuran Status Gizi dengan Metode Antropometri

Antropometri adalah metode pengukuran tubuh yang digunakan untuk menentukan status gizi anak. Metode ini sering dipilih oleh tenaga kesehatan karena mudah, murah, dan tidak memerlukan alat canggih.

1. Pengukuran Berat Badan

Timbang anak menggunakan timbangan yang akurat. Anak di bawah dua tahun ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan di atas dua tahun dengan timbangan digital. Sebelum menimbang, pastikan anak tidak memakai pakaian tebal atau aksesori, dan untuk bayi, popok harus dilepas.

2. Pengukuran Tinggi Badan atau Panjang Badan

Pengukuran tinggi badan dilakukan dengan stadiometer, di mana individu berdiri tegak tanpa alas kaki. Pada bayi atau anak di bawah dua tahun, pengukuran panjang badan dilakukan dengan infantometer, dengan bayi diletakkan pada papan pengukur.

3. Penghitungan IMT

Setelah mendapatkan berat dan tinggi badan, IMT dihitung dengan rumus:

Penghitungan IMT

Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan standar WHO untuk menentukan apakah IMT anak berada dalam rentang normal.

  • Kurus Tingkat Berat = Kurang dari 17,0
  • Kurus Tingkat Ringan = 17,0 – 18,4
  • Normal =18,5 – 25,0
  • Gemuk Tingkat Ringan = 25,1 – 27,0
  • Gemuk Tingkat Berat = Lebih dari 27

Peran Asupan Mikronutrien dalam Status Gizi Normal

Mikronutrien, yang meliputi vitamin dan mineral, sangat penting untuk menjaga status gizi normal pada anak. Meskipun sering terabaikan dibandingkan makronutrien, kekurangan mikronutrien dapat memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan anak secara signifikan.

Mengapa Mikronutrien penting? Mikronutrien tidak memberikan energi seperti makronutrien, tetapi mereka sangat penting untuk menjalankan berbagai fungsi biologis. Setiap mikronutrien memiliki peran spesifik dalam mendukung perkembangan tubuh anak. Mengutip dari BINUS, berikut beberapa zat gizi mikronutrien:

  1. Vitamin A. Membantu menjaga kesehatan mata, mendukung pertumbuhan tulang, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatkan risiko infeksi.
  2. Zat Besi. Zat besi adalah komponen penting dalam pembentukan hemoglobin yang mengangkut oksigen dalam darah. Anak-anak yang kekurangan zat besi berisiko mengalami anemia, yang dapat mengganggu perkembangan fisik dan kognitif mereka.
  3. Zat Seng (Zinc). Seng berperan penting dalam berbagai fungsi metabolisme, seperti reaksi yang melibatkan sintesis dan pemecahan karbohidrat, protein, lemak, serta asam nukleat.
  4. Yodium. Penting untuk fungsi tiroid, yang mengatur metabolisme dan perkembangan otak. Kekurangan yodium dapat menyebabkan masalah perkembangan otak pada anak-anak, terutama selama masa janin dan tahun-tahun awal kehidupan.

Dampak kekurangan mikronutrien bisa menyebabkan “kelaparan tersembunyi” (hidden hunger), meskipun anak tampak memiliki status gizi normal berdasarkan berat dan tinggi badan. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya asupan vitamin dan mineral penting, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan serius seperti penurunan fungsi kekebalan tubuh, gangguan perkembangan, dan masalah kognitif.

Untuk memastikan status gizi yang optimal, penting bagi Bunda memperhatikan asupan mikronutrien, terutama selama masa pertumbuhan anak. Beberapa sumber mikronutrien yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Sayuran hijau dan buah-buahan kaya vitamin A, C, dan mineral penting.
  • Daging merah dan kacang-kacangan sebagai sumber zat besi dan protein.
  • Susu dan produk olahan susu untuk mendapatkan kalsium dan vitamin D.
  • Ikan laut dan garam beryodium untuk memastikan asupan yodium yang cukup.

Dampak Faktor Lingkungan terhadap Status Gizi

Faktor lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap status gizi anak. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana faktor lingkungan memengaruhi kesehatan dan gizi anak:

1. Sanitasi dan Kebersihan

Lingkungan yang tidak bersih meningkatkan risiko infeksi pencernaan, seperti diare, yang mengganggu penyerapan nutrisi dan berujung pada malnutrisi. Akses air bersih dan kebiasaan cuci tangan sangat penting untuk mencegah penyakit dan menjaga gizi anak.

2. Pola Tidur

Kualitas dan durasi tidur yang cukup sangat penting untuk pertumbuhan anak. Kurang tidur mengganggu produksi hormon pengatur pertumbuhan dan metabolisme, yang dapat meningkatkan risiko obesitas. Anak usia 6-12 tahun membutuhkan 9-12 jam tidur per malam.

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang cukup membantu membakar kalori, mengembangkan otot, dan meningkatkan metabolisme. Anak yang aktif secara fisik cenderung memiliki nafsu makan seimbang dan metabolisme yang sehat. WHO merekomendasikan anak beraktivitas fisik minimal 60 menit per hari.

4. Paparan Lingkungan Sosial

Faktor sosial seperti keluarga, sekolah, dan komunitas memengaruhi status gizi anak. Lingkungan yang mendukung kebiasaan makan sehat dan aktivitas fisik meningkatkan status gizi, sedangkan lingkungan yang mempromosikan makanan cepat saji dan kurang aktivitas fisik meningkatkan risiko obesitas.

Peran Orang Tua dalam Pemantauan Gizi Anak

Orang tua memiliki peran kunci dalam memastikan anak mendapatkan gizi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal. Berikut adalah beberapa tips praktis dan alat ukur yang dapat digunakan oleh orang tua:

1. Pantau Berat Badan dan Tinggi Badan

Gunakan timbangan dan alat ukur tinggi badan yang akurat. Timbang anak setiap bulan dan ukur tinggi badan setiap 2-3 bulan. Bandingkan dengan grafik pertumbuhan WHO atau CDC untuk mengevaluasi pertumbuhan anak.

2. Monitor Indeks Massa Tubuh (IMT)

Hitung IMT anak dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kuadrat. Bandingkan hasil IMT dengan rentang normal berdasarkan usia dan jenis kelamin.

3. Evaluasi Pola Makan

Catat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak untuk memastikan mereka mendapatkan beragam nutrisi. Pastikan anak makan makanan dari berbagai kelompok gizi dan hindari makanan tinggi gula serta lemak jenuh.

4. Amati Perubahan Kesehatan

Waspadai tanda-tanda kekurangan nutrisi, seperti kelelahan atau masalah kulit, dan segera konsultasikan dengan tenaga medis jika ada gejala yang mengkhawatirkan.

5. Gunakan Alat Ukur Lingkar Kepala

Ukur lingkar kepala anak, terutama pada usia dini, untuk mendeteksi masalah perkembangan otak. Gunakan pita pengukur pada bagian belakang kepala dan dahi untuk hasil akurat.

6. Fasilitasi Aktivitas Fisik dan Tidur yang Cukup

Pastikan anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik secara rutin. Aktivitas fisik tidak hanya mendukung kesehatan gizi tetapi juga memperbaiki pola tidur. Ciptakan rutinitas tidur yang konsisten dan pastikan anak mendapatkan tidur yang cukup sesuai dengan usia mereka. Kualitas tidur yang baik mendukung pertumbuhan dan metabolisme yang sehat.

7. Edukasi dan Keterlibatan Anak

Berikan pendidikan kepada anak mengenai pentingnya makan makanan sehat dan bagaimana membuat pilihan makanan yang baik. Ajak anak berpartisipasi dalam perencanaan dan persiapan makanan untuk membangun kebiasaan makan yang sehat.

Kesimpulannya, memantau dan memahami status gizi normal pada anak tidak hanya melibatkan pengukuran fisik tetapi juga perhatian terhadap faktor-faktor lingkungan dan asupan mikronutrien. Dengan menerapkan strategi praktis, Bunda dapat memastikan si kecil memiliki status gizi yang optimal dan terhindar dari stunting.

Bunda mau informasi terlengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi akun media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare. Sehat selalu Bunda dan si kecil!