Melihat si kecil mengalami luka di mulut memang bisa buat panik, apalagi jika disertai demam tinggi dan anak jadi menolak makan atau minum. Sebagian Mams mungkin langsung berpikir bahwa ini hanyalah sariawan biasa. Tapi, pernahkah terlintas bahwa luka di mulut tersebut bisa jadi gejala stomatitis herpetik?

Stomatitis herpetik memang mirip dengan sariawan, namun sebenarnya ini adalah infeksi virus yang jauh lebih menular dan menyakitkan. Kondisi ini paling sering menyerang anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, terutama saat pertama kali terpapar virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1). Tak hanya menyebabkan luka di mulut, infeksi ini juga bisa memicu demam tinggi, anak menjadi sangat rewel, bahkan berisiko dehidrasi karena kesulitan makan dan minum.

Untuk itu, penting bagi Mams memahami perbedaan antara stomatitis herpetik dan sariawan biasa. Pengetahuan ini akan membantu dalam menentukan langkah penanganan yang tepat di rumah, sekaligus mencegah penyebaran virus ke anggota keluarga lainnya.

Apa Perbedaan Stomatitis Herpetik dan Sariawan Biasa?

Meski sama-sama menyerang area mulut, penyebab dua kondisi ini sangat berbeda. Stomatitis herpetik disebabkan oleh virus HSV-1 yang menular melalui air liur atau kontak langsung dengan luka aktif. Sementara sariawan biasa bukanlah infeksi virus, melainkan muncul akibat iritasi ringan, tergigit, stres, atau kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin B12, zat besi, dan folat.

Dari segi gejala, stomatitis herpetik umumnya ditandai dengan banyak lepuhan kecil di dalam mulut, bisa di lidah, gusi, langit-langit, atau pipi bagian dalam. Lepuhan ini sangat nyeri dan sering disertai demam tinggi serta gusi bengkak. Sebaliknya, sariawan biasa biasanya hanya satu atau dua luka kecil yang berbentuk bulat, dikelilingi lingkaran putih atau merah, dan tidak menimbulkan demam.

Durasi serta tingkat penularan keduanya pun sangat berbeda. Stomatitis herpetik bisa berlangsung 7–10 hari dan sangat menular, sementara sariawan biasa cenderung ringan, tidak menular, dan bisa sembuh dalam beberapa hari. Mengenali perbedaan ini akan sangat membantu Mams untuk tidak salah dalam menangani kondisi mulut si kecil.

Mengapa Stomatitis Herpetik Bisa Sangat Menular dan Menyakitkan?

Saat pertama kali terinfeksi HSV-1, sistem imun anak belum siap untuk melawan virus ini. Akibatnya, gejala yang muncul cenderung berat: demam tinggi, gusi bengkak, dan luka nyeri di seluruh rongga mulut. Kondisi ini bisa membuat anak sangat tidak nyaman, bahkan menolak makan dan minum.

Penularan virus ini juga sangat mudah terjadi, terutama lewat air liur atau kontak dengan luka aktif. Berbagi sendok, botol minum, atau ciuman dari orang dewasa yang memiliki luka di bibir bisa menjadi jalur penyebaran virus. Bahkan, virus masih bisa menular meski luka tampak sudah sembuh karena virus tetap aktif dalam air liur.

Yang perlu Mams ketahui, virus HSV-1 tidak hilang dari tubuh setelah infeksi pertama. Ini akan “bersembunyi” dalam sel saraf dan bisa aktif kembali saat daya tahan tubuh menurun. Inilah alasan pentingnya menjaga kebersihan dan membatasi kontak fisik saat anak atau anggota keluarga sedang sakit.

Cara Aman Merawat Anak dengan Stomatitis Herpetik di Rumah

Stomatitis herpetik bisa membuat si kecil merasa sangat tidak nyaman, apalagi jika disertai demam dan luka di mulut. Untuk membantu pemulihan anak di rumah, Mams bisa melakukan beberapa langkah perawatan yang aman dan efektif, di antaranya:

1. Redakan Nyeri dan Cegah Dehidrasi

Prioritas utama saat anak mengalami stomatitis herpetik adalah mengurangi rasa sakit dan menjaga asupan cairan. Mams bisa memberikan paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis anak untuk mengatasi nyeri dan demam. Hindari aspirin karena berisiko menyebabkan sindrom Reye.

Untuk mencegah dehidrasi, berikan cairan dingin yang tidak asam seperti air putih, susu dingin, atau air kelapa. Es loli atau jus apel encer juga bisa membantu. Jika anak tetap kesulitan minum, Mams bisa memberikan larutan oralit sedikit demi sedikit.

2. Pertimbangkan Penggunaan Acyclovir

Acyclovir adalah antivirus yang direkomendasikan untuk stomatitis herpetik dan paling efektif jika diberikan dalam 72 jam pertama. Obat ini membantu mengurangi durasi infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Biasanya diberikan dalam bentuk sirup sesuai petunjuk dokter. Walau gejala mulai membaik, pastikan tetap menyelesaikan seluruh dosis untuk mencegah kekambuhan.

3. Hati-hati dengan Lidokain Topikal

Lidokain bisa meredakan nyeri secara lokal, namun penggunaannya harus sangat hati-hati. Jangan biarkan anak langsung makan atau minum setelah pemakaian karena bisa menyebabkan mati rasa di seluruh mulut. Bila perlu digunakan, oleskan dengan kapas langsung pada luka, dan pastikan pemberiannya di bawah pengawasan dokter.

4. Ciptakan Suasana yang Mendukung Pemulihan

Anak butuh suasana tenang dan nyaman untuk pulih. Pastikan ia cukup istirahat dan konsumsi makanan yang lembut dan tidak asam. Pilih sikat gigi berbulu lembut, dan hindari pasta gigi berbahan mint. Bila dibutuhkan, dokter dapat meresepkan obat kumur antiseptik ringan. Jika demam tak kunjung reda atau anak tetap tak mau makan dan minum, segera periksakan ke dokter.

Cara Mencegah Penularan Stomatitis Herpetik dalam Keluarga

Fakta yang mengejutkan, menurut data WHO, sekitar 67% orang di bawah usia 50 tahun sudah terinfeksi HSV-1 meski tidak menyadarinya. Luka kecil di bibir bisa menjadi sumber penularan serius bagi anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi Mams untuk membatasi kontak langsung jika ada anggota keluarga yang sedang memiliki luka di mulut.

Penularan bisa terjadi lewat alat makan, botol susu, hingga mainan yang digunakan bersama. Maka dari itu, biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah anak, membersihkan mainan secara rutin, dan tidak berbagi barang pribadi. Ajarkan si kecil kebiasaan bersih sejak dini, termasuk mencuci tangan setelah bermain atau sebelum makan.

Karena virus HSV-1 bisa tetap berada dalam tubuh anak seumur hidup, anak yang pernah mengalami stomatitis herpetik pun bisa menularkan kembali saat virusnya aktif. Maka, langkah pencegahan yang konsisten di rumah akan membantu melindungi seluruh anggota keluarga dari infeksi berulang.

A Word From Navila

Mams, luka di mulut yang terlihat sepele bisa menjadi tanda kondisi serius seperti stomatitis herpetik. Meski gejalanya menyerupai sariawan biasa, infeksi ini melibatkan virus yang bisa sangat menyakitkan dan menular, terutama pada anak yang belum memiliki daya tahan kuat.

Dengan memahami perbedaannya, merawat anak secara tepat, serta menerapkan kebiasaan bersih di rumah, Mams bisa membantu si kecil pulih lebih cepat dan mencegah penularan ke orang lain. Jangan anggap enteng luka kecil di bibir, karena pencegahan dan edukasi sejak dini bisa melindungi buah hati dari risiko yang lebih besar.

Selanjutnya, yuk lanjut baca: Cara Menjaga Kesehatan Keluarga Sepanjang Hari. Karena keluarga yang sehat berawal dari orang tua yang tanggap dan teredukasi.


References

  • Chiang, Y. T., Hwang, M. J., Lee, Y. P., & Chiang, C. P. (2020). Differential diagnosis between herpetic gingivostomatitis and herpetiform aphthous ulcerations. Journal of dental sciences, 15(3), 386. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7486510/
  • Aslanova, M., Ali, R., & Zito, P. M. (2018). Herpetic gingivostomatitis. https://europepmc.org/books/nbk526068
  • Maroui, M. A., Callé, A., Cohen, C., Streichenberger, N., Texier, P., Takissian, J., … & Lomonte, P. (2016). Latency entry of herpes simplex virus 1 is determined by the interaction of its genome with the nuclear environment. PLoS pathogens, 12(9), e1005834. https://journals.plos.org/plospathogens/article?id=10.1371/journal.ppat.1005834
  • RCH. HSV Gingivostomatitis. Retrieved from https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/HSV_Gingivostomatitis/
  • PCH. Herpes stomatitis. Retrieved from https://pch.health.wa.gov.au/For-health-professionals/Emergency-Department-Guidelines/Herpes-stomatitis
  • Medline Plus. Herpetic stomatitis. Retrieved from https://medlineplus.gov/ency/article/001383.htm
  • WHO. Globally, an estimated two-thirds of the population under 50 are infected with herpes simplex virus type 1. Retrieved from https://www.who.int/news/item/28-10-2015-globally-an-estimated-two-thirds-of-the-population-under-50-are-infected-with-herpes-simplex-virus-type-1