Halo Bunda, pasti tidak asing dengan luka sariawan, tapi tapi pernahkah Bunda tahu tentang stomatitis herpetik? Walaupun sekilas mirip dengan sariawan biasa, stomatitis herpetitik sebenarnya merupakan kondisi yang berbeda. Kondisi ini sering menyerang anak-anak, meskipun orang dewasa juga bisa mengalaminya.
Penasaran apa perbedaannya dengan sariawan dan cara mengatasinya? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini!
Apa Itu Stomatitis Herpetik
Stomatitis herpetik adalah infeksi di mulut akibat virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang menyerang mukosa atau selaput lendir. Penyakit ini sering disalahartikan sebagai sariawan karena muncul di area bibir atau mulut, tetapi memiliki perbedaan signifikan.
Gejala stomatitis herpetik meliputi luka kecil di dalam mulut yang terasa perih, nyeri, bahkan bisa disertai demam. Berbeda dengan sariawan biasa yang umumnya disebabkan cedera ringan, kekurangan vitamin, atau reaksi alergi, stomatitis herpetik disebabkan oleh virus HSV-1 dan sangat menular.
Penularannya terjadi melalui air liur atau kontak langsung dengan luka, misalnya berbagi alat makan atau berciuman.
Luka pada stomatitis herpetik biasanya berupa banyak lepuhan kecil yang menyebar, sementara sariawan lebih sering muncul sebagai luka tunggal. Penyakit ini lebih sering menyerang anak usia 6 bulan hingga 5 tahun, serta remaja usia 10–19 tahun. Masa infeksinya berlangsung sekitar 5–7 hari.
Gejala Utama Stomatitis Herpetik
Gejala yang mungkin dialami meliputi:
- Muncul lepuhan kecil di dalam mulut, terutama di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit, gusi, dan di perbatasan antara bibir dan kulit sekitarnya.
- Setelah lepuhan tersebut pecah, akan berubah menjadi luka di mulut, seringkali di lidah atau pipi.
- Anak mungkin mengalami kesulitan menelan.
- Mengeluarkan air liur lebih banyak dari biasanya.
- Demam tinggi, hingga mencapai 40°C, yang bisa terjadi 1-2 hari sebelum lepuhan dan luka di mulut muncul.
- Anak menjadi rewel atau mudah marah.
- Rasa sakit di mulut yang membuat anak tidak nyaman.
- Gusi tampak bengkak dan kemerahan.
Gejala-gejala ini bisa sangat mengganggu dan menyakitkan, sehingga si kecil mungkin menolak makan atau minum karena rasa sakit di mulut. Sebagai orang tua, penting untuk memantau kondisi anak dan memastikan mereka tetap terhidrasi.
Penyebab dan Penularan
Stomatitis herpetik disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks (HSV), yang juga dikenal sebagai herpes mulut. Anak-anak biasanya mengalami infeksi ini saat pertama kali terpapar virus HSV, dengan infeksi awal sering kali menjadi yang paling parah.
Virus ini sangat mudah menular antar anak, terutama jika ada anggota keluarga, termasuk orang tua, yang pernah mengalami luka di bibir (cold sore). Virus dari luka tersebut bisa menyebar ke anak dan memicu stomatitis herpetik.
Namun, penularan sering kali sulit dilacak karena penyebarannya sangat cepat dan tidak selalu jelas sumbernya.
Cara Mengobati dan Merawat di Rumah
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk membantu si kecil pulih, seperti:
- Acyclovir, yaitu obat untuk melawan virus yang menyebabkan infeksi ini.
- Obat pereda nyeri (lidokain kental), yang bisa dioleskan ke bagian mulut anak agar rasa sakit yang parah berkurang.
Namun, saat menggunakan lidokain, perlu berhati-hati. Obat ini bisa membuat seluruh mulut anak mati rasa, yang bisa menyulitkan anak untuk menelan dan menimbulkan risiko luka bakar di mulut akibat makanan panas, atau tersedak.
Di rumah, Bunda juga bisa melakukan beberapa hal ini untuk membantu si kecil merasa lebih baik:
- Berikan anak minuman dingin yang tidak mengandung soda atau asam, seperti air putih, milkshake, atau jus apel yang sudah diencerkan. Karena anak bisa cepat mengalami dehidrasi, pastikan ia cukup minum.
- Berikan makanan yang dingin, lembut, dan mudah ditelan, seperti es loli, es krim, kentang tumbuk, agar-agar, atau saus apel.
- Jika anak merasa sakit, Bunda bisa memberikan obat pereda nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen. (Jangan berikan aspirin kepada anak di bawah 2 tahun karena bisa menyebabkan sindrom Reye, penyakit yang jarang tapi berbahaya).
- Napas bau bisa menjadi efek samping dari kondisi ini, jadi sikat gigi anak secara lembut setiap hari.
- Pastikan anak cukup istirahat dan tidur dengan baik untuk mempercepat proses penyembuhan.
Biasanya, si kecil akan sembuh total dalam waktu sekitar 10 hari, meski tanpa pengobatan. Namun, dengan penggunaan acyclovir bisa membantu mempercepat proses pemulihan.
Virus herpes ini akan tetap ada di tubuh anak seumur hidup. Namun, pada kebanyakan orang, virus ini biasanya tidak aktif. Jika suatu saat virus ini kembali aktif, biasanya hanya menyebabkan luka di mulut atau bibir, dan tidak seberat infeksi pertama.
Pencegahan Stomatitis Herpetik
Virus HSV dapat ditemukan pada sekitar 90% populasi, dan anak-anak rentan tertularnya. Untuk mencegah penularan, hindari kontak dekat dengan orang yang memiliki luka di bibir (cold sore).
Jika Bunda mengalami luka tersebut, jelaskan pada si kecil agar tidak mencium sampai sembuh. Selain itu, si kecil juga sebaiknya menghindari kontak dengan anak lain yang terinfeksi stomatitis herpetik. Jika si kecil sudah terkena, lakukan langkah-langkah pencegahan penularan, seperti:
- Ajari si kecil untuk rajin mencuci tangan.
- Jaga kebersihan mainan dan hindari berbagi mainan dengan anak lain.
- Jangan biarkan si kecil berbagi piring, gelas, atau alat makan dengan anak lain.
- Hindari si kecil mencium anak lain selama masih sakit.
Kapan Harus ke Dokter?
Hubungi dokter jika si kecil mengalami demam diikuti dengan luka di mulut, serta enggan makan atau minum, karena dehidrasi bisa terjadi dengan cepat pada anak-anak. Jika infeksi herpes menyebar ke mata, segera hubungi dokter karena ini adalah kondisi darurat yang bisa menyebabkan kebutaan.
Ikuti tips dari Navila dan dapatkan manfaat tentang kesehatan keluarga bahagia. Bunda mau informasi terlengkap tentang moms and baby lainnya? Yuk, intip media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare.
1 comment