Si kecil sudah beranjak remaja, ya, Bunda? Rasanya baru kemarin mereka merengek, mencari pelukan Bunda, dan selalu digendong ke mana-mana. Kini, mereka tumbuh mandiri dan mulai memasuki masa pubertas.

Masa pubertas adalah fase penting yang membawa perubahan fisik dan emosional. Di tahap ini, pola asuh Bunda dan Ayah perlu disesuaikan, karena si remaja sudah memiliki pemikiran sendiri dan cenderung tidak suka merasa dikekang. Agar hubungan tetap harmonis dan terhindar dari perselisihan, yuk, simak tips menghadapi masa pubertas anak berikut ini!

Apa itu Pubertas?

Pubertas adalah fase di mana seseorang mencapai kematangan fungsi seksual dan siap untuk bereproduksi. Proses ini dipicu oleh sinyal hormonal dari otak ke gonad, yaitu ovarium pada perempuan dan testis pada laki-laki. Ini adalah fase transisi dari anak-anak menuju dewasa, di mana remaja perlu memahami perubahan tubuh mereka. Berikut adalah beberapa tanda fisik yang perlu diperhatikan:

Pada Anak Laki-laki

  • Pertumbuhan rambut tubuh, seperti di wajah (kumis dan jenggot), ketiak, dan area kemaluan.
  • Pertumbuhan tubuh, seperti mengalami pertumbuhan tinggi badan yang signifikan serta otot-otot juga mulai berkembang lebih pesat.
  • Pembesaran testis dan skrotum biasanya menjadi tanda awal.
  • Pertumbuhan rambut di area kemaluan dan ketiak.
  • Pertumbuhan penis dan perubahan suara menjadi lebih berat.

Pada Anak Perempuan

  • Mulai mengalami menstruasi (menarche) biasanya sekitar 2 tahun setelah tanda awal muncul atau terjadi antara usia 9-14 tahun.
  • Pertumbuhan tubuh, seperti lonjakan pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan lemak tubuh di area tertentu seperti pinggul dan paha.
  • Pertumbuhan payudara biasanya menjadi tanda awal.
  • Pertumbuhan rambut di area kemaluan dan ketiak.

Perubahan hormon seperti estrogen dan testosteron selama pubertas tidak hanya memengaruhi fisik, tetapi juga emosi anak. Mereka mungkin menjadi lebih mudah tersinggung, cemas, atau mengalami mood swings (bahagia di satu waktu, lalu sedih di waktu lain).

Bunda dan Ayah harus mendampingi si kecil selama masa pubertas. Pemahaman yang kurang tentang perubahan ini dapat membuat remaja merasa bingung, minder, bahkan terganggu kesehatan mentalnya. Dengan dukungan yang tepat, remaja akan lebih percaya diri dan mampu menghadapi perubahan ini secara positif.

Jadi, di masa ini Bunda dan Ayah harus selalu mendampingi dan membimbing si kecil ya, karena kesehatan mental anak bergantung pada pola asuh Bunda dan Ayah.

Bagaimana Tips untuk Menghadapi Masa Pubertas Anak?

Yuk, simak tips berikut untuk membantu Bunda dan Ayah mendampingi si kecil di masa pubertas!

1. Berbicara dengan Penuh Pengertian

Komunikasi yang baik adalah kunci dalam mendampingi anak menghadapi pubertas. Berbicara dengan penuh pengertian membantu anak merasa didengar dan dipahami. Mulailah dengan mendengarkan perasaan dan kekhawatiran mereka tanpa menghakimi.

2. Memberikan Edukasi tentang Seksualitas

Memberikan edukasi tentang seksualitas sejak dini sangat penting untuk membantu anak memahami perubahan yang terjadi pada tubuh mereka. Gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai usia anak. Fakta menunjukkan bahwa edukasi seksual yang baik dapat menurunkan risiko perilaku seksual berisiko.

3. Memberikan Motivasi untuk Menjaga Kebersihan Diri

Masa pubertas seringkali ditandai dengan peningkatan produksi keringat dan minyak kulit, yang dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat. Berikan motivasi kepada anak untuk menjaga kebersihan diri, seperti mandi secara teratur dan menjaga kebersihan wajah.

4. Membangun Citra Diri yang Positif

Masa pubertas dapat mempengaruhi citra diri anak. Penting untuk membangun citra diri yang positif dengan memuji usaha dan bakat anak, bukan hanya penampilan fisik mereka. Ajari mereka untuk melihat nilai dalam diri mereka sendiri dan menghargai perbedaan individual.

5. Memberikan Pengertian untuk Menjauhi Pergaulan Bebas

Berikan penjelasan yang jelas mengenai risiko pergaulan bebas dan dampak negatifnya. Jelaskan pentingnya memilih teman yang baik dan menjauhi perilaku berisiko. Dengan memberikan pemahaman yang baik, anak akan lebih mampu membuat keputusan yang bijak dalam pergaulan mereka.

Fase Omongan Siapa yang Lebih Didengar Berdasarkan Usia Anak

Setiap fase perkembangan anak memiliki karakteristik unik. Memahami siapa yang lebih didengar oleh anak di setiap tahap membantu Bunda dan Ayah menyesuaikan pendekatan mereka untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

Hal ini bukan sekadar memberi informasi yang benar, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung di setiap fase kehidupan anak. Menurut Dr. Aisyah Dahlan, ada beberapa fase penting yang perlu diperhatikan:

Usia 0-6 Tahun: Apa Kata Bunda dan Ayahku

Pada usia ini, anak sangat bergantung pada Bunda dan Ayah. Mereka menyerap informasi dan meniru perilaku dari orang tua mereka. Sebagai contoh, ketika sedang si kecil sedang bermain dan berbicara dengan orang lain, mereka biasanya akan berkata “Tapi kata Bundaku harus begini…”

Oleh karena itu, penting bagi Bunda dan Ayah untuk memberikan contoh yang baik dan menyediakan lingkungan yang penuh kasih sayang serta dukungan. Pada fase ini, komunikasi yang lembut dan perhatian penuh sangatlah penting.

Usia 7-12 Tahun: Apa Kata Bapak dan Ibu Guruku

Ketika anak memasuki usia sekolah dasar, peran guru menjadi sangat signifikan. Anak mulai mendengarkan dan menghargai pendapat guru mereka. Sebagai contoh, ketika si kecil Bunda ajak mengobrol beberapa kali pasti dia akan berkata “Tapi kata ibu guru di sekolah begini…”

Oleh karena itu, memilih sekolah yang memiliki hubungan baik antara Bunda, Ayah, dan para guru adalah langkah yang bijak. Komunikasi yang terbuka dan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru akan membantu anak merasa lebih aman dan termotivasi dalam belajar.

Usia 13-20 Tahun: Apa Kata Teman-Temanku

Pada masa remaja, pengaruh teman sebaya menjadi sangat kuat. Remaja sering kali lebih mempercayai dan mengikuti pendapat teman-temannya. Sebagai contoh, jika si kecil adu argumen dengan Bunda dia mungkin akan berkata “Tapi teman-temanku begini Bunda…!” Untuk itu, dalam fase ini, Bunda dan Ayah perlu lebih dekat dengan lingkungan pertemanan anak.

Mengenal teman-teman mereka dan memahami dinamika sosial yang terjadi bisa membantu Bunda dan Ayah memberikan dukungan yang tepat. Bunda dan Ayah juga bisa memberikan nasihat tentang memilih teman yang positif dan membangun.

Usia 21 Tahun ke Atas: Apa Kata Aku

Setelah memasuki usia dewasa muda, si kecil mulai membentuk pandangan dan keputusan mereka sendiri. Pada fase ini, mereka lebih mandiri dan seringkali membuat keputusan berdasarkan pemikiran mereka sendiri. 

Meskipun demikian, Bunda dan Ayah tetap bisa memberikan bimbingan dengan cara yang lebih menghormati kemandirian anak. Memilih perguruan tinggi atau jalur pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga dan tidak terlalu sekuler bisa membantu anak dalam pengembangan diri mereka.

Itulah dia informasi tentang tips menghadapi masa pubertas anak. Masa pubertas merupakan tantangan yang membutuhkan perhatian dan pengertian dari orang tua. Setiap fase perkembangan anak, mulai dari usia 0-6 tahun hingga dewasa muda, memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda.

Dengan memahami perubahan fisik dan emosional anak selama pubertas, serta mengetahui siapa yang lebih didengar oleh anak pada setiap fase, orang tua bisa memberikan dukungan yang tepat. Komunikasi yang baik, edukasi yang sesuai, dan lingkungan yang mendukung akan membantu anak menghadapi masa pubertas dengan positif dan percaya diri.

Bunda ingin tahu lebih banyak tips tentang parenting, moms and baby lainnya? Yuk, kunjungi akun media sosial Navila di Instagram @navilababy dan TikTok @navilacare untuk informasi terbaru dan diskusi menarik seputar dunia parenting, serta tips moms and baby!