Setiap proses persalinan adalah pengalaman unik yang membekas seumur hidup. Di balik tangis pertama bayi, ada rangkaian proses yang luar biasa kompleks yang berlangsung di tubuh Mams, semuanya terjadi secara bertahap, berurutan, dan memiliki makna masing-masing.
Dalam dunia medis, proses ini dibagi ke dalam empat tahap yang dikenal sebagai kala 1 2 3 4 dalam persalinan. Setiap kala memegang peran penting, mulai dari pembukaan jalan lahir, mengejan, pengeluaran plasenta, hingga masa pemulihan awal. Mengetahui apa yang terjadi di tiap tahapan bukan hanya menambah pengetahuan, tapi juga dapat membantu Mams menghadapi persalinan dengan kesiapan mental dan fisik yang lebih baik.
Yuk, Mams, mari bahas lebih dalam setiap tahap dalam kala 1 2 3 4 dalam persalinan, agar proses kelahiran bisa dijalani dengan lebih tenang dan penuh kendali.
Kala 1 (Awal Persalinan dan Proses Pembukaan Rahim)
Kala 1 menandai dimulainya persalinan aktif, yaitu ketika kontraksi rahim mulai terasa teratur. Di tahap ini, serviks mulai membuka dari 0 hingga 10 cm. Proses ini terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten ditandai dengan pembukaan ringan (0–3 cm) dan kontraksi yang masih jarang. Sedangkan, fase aktif dimulai saat pembukaan mencapai 4–5 cm hingga sempurna, dengan kontraksi yang lebih kuat dan sering.
Durasi kala 1 bisa sangat bervariasi. Pada Mams yang baru pertama kali melahirkan (primigravida), tahap ini bisa berlangsung 8 hingga 12 jam, bahkan lebih. Sedangkan pada Mams yang sudah pernah melahirkan sebelumnya (multipara), waktunya biasanya lebih singkat. Namun, lamanya waktu bukanlah satu-satunya indikator. WHO dan National Institute for Health and Care Excellence (NICE) menekankan bahwa selama ada progres pembukaan dan kondisi Ibu dan bayi stabil, intervensi tidak selalu diperlukan.
Untuk menghadapi tahap ini, Mams butuh dukungan menyeluruh, bukan hanya untuk mengurangi rasa sakit, tapi juga agar tetap tenang secara emosional. Beberapa cara alami yang bisa membantu mengurangi nyeri antara lain pernapasan teratur, mandi air hangat, atau bergerak aktif. Bila diperlukan, anestesi epidural (penghilang nyeri persalinan) juga dapat digunakan dengan pengawasan medis. Kehadiran pendamping, baik pasangan maupun doula, telah terbukti membantu mempercepat proses dan mengurangi intervensi medis, seperti ditunjukkan dalam studi Cochrane.
Kala 2 (Saat Mengejan dan Lahirnya Bayi)
Setelah serviks membuka sempurna, saatnya proses memasuki kala 2, yaitu momen ketika Ibu mulai mengejan untuk membantu bayi keluar. Dorongan mengejan biasanya muncul secara naluriah, bersamaan dengan kontraksi yang makin kuat dan intens. Kala ini bisa berlangsung 30 menit hingga 2 jam, tergantung kondisi fisik Mams dan apakah ini persalinan pertama atau bukan.
Cara mengejan yang tepat dapat memperlancar proses. Ada dua metode utama, yaitu mengejan spontan mengikuti dorongan alami tubuh, dan mengejan terarah yang dilakukan atas instruksi petugas medis. WHO menyarankan mengejan spontan karena dianggap lebih fisiologis, tetapi mengejan terarah juga bisa efektif jika dilakukan dengan bimbingan yang baik, terutama jika Mams menggunakan epidural (pembiusan).
Selama proses ini, dokter akan memantau kondisi janin dengan cermat. Jika durasi mengejan terlalu lama atau muncul tanda risiko, intervensi seperti vakum atau episiotomi mungkin diperlukan. Beberapa Ibu memilih melakukan pijat perineum sejak kehamilan trimester akhir sebagai upaya mencegah robekan. Yang terpenting, Mams merasa didampingi dan dibimbing, sehingga proses mengejan bisa dijalani dengan rasa aman dan penuh kepercayaan.
Kala 3 (Pengeluaran Plasenta yang Tidak Boleh Diremehkan)
Kala 3 dimulai setelah bayi lahir dan berakhir ketika plasenta berhasil dikeluarkan dari rahim. Meski terlihat sebagai penutup, tahapan ini sangat penting karena berkaitan erat dengan risiko perdarahan. Pengeluaran plasenta biasanya berlangsung antara 5 hingga 30 menit. Bila lebih lama, ada risiko plasenta tertahan (retained placenta), yang dapat membahayakan Mams.
Untuk mencegah komplikasi ini, WHO merekomendasikan AMTSL (Active Management of the Third Stage of Labour), yaitu prosedur aktif yang meliputi pemberian oksitosin, penarikan tali pusat yang terkendali, serta pemijatan bagian atas rahim (fundus). Tujuannya adalah membantu rahim berkontraksi agar plasenta bisa keluar sempurna.
Jika plasenta tidak terlepas sepenuhnya, sisa jaringan dapat menyebabkan perdarahan postpartum. Ini adalah salah satu penyebab kematian ibu paling umum di negara berkembang. Pemeriksaan menyeluruh terhadap plasenta yang telah keluar menjadi langkah penting untuk memastikan tidak ada bagian yang tertinggal. Oleh karena itu, perhatian medis tetap harus optimal, meski bayi sudah berada di pelukan Mams.
Kala 4 (Masa Kritis Pemulihan dan Ikatan Awal dengan Bayi)
Kala 4 berlangsung selama 1–2 jam setelah plasenta keluar dan menjadi fase awal pemulihan pasca-persalinan. Meski bayi sudah lahir, tubuh Mams masih dalam masa adaptasi yang intens. Pemantauan ketat terhadap tekanan darah, suhu tubuh, kontraksi rahim, serta volume darah yang keluar tetap perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi serius seperti perdarahan pasca-persalinan.
Dalam periode ini, pemberian oksitosin dan pemantauan kontraksi rahim menjadi langkah penting untuk memastikan rahim berkontraksi optimal. Sentuhan kulit ke kulit dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) juga sangat dianjurkan, karena merangsang produksi oksitosin alami yang membantu menghentikan perdarahan sekaligus mendukung pemulihan.
Dengan memahami kala 1 2 3 4 dalam persalinan, Mams tidak hanya siap menghadapi proses kelahiran secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional. Kala 4 juga merupakan waktu emas untuk membangun kedekatan awal antara Ibu dan bayi. IMD tidak hanya membantu kestabilan suhu tubuh dan napas bayi, tapi juga memperkuat ikatan emosional. Menurut WHO, menyusui dalam satu jam pertama dapat menurunkan risiko kematian neonatal secara signifikan. Maka dari itu, selama kondisi medis memungkinkan, Mams sangat disarankan untuk segera memeluk dan menyusui si kecil di momen spesial ini.
A Word From Navila
Mams, persalinan bukan sekadar proses biologis, tapi juga perjalanan penuh makna menuju peran baru sebagai seorang Ibu. Setiap tahapan, dari kontraksi awal hingga pelukan pertama, membawa tantangan dan keajaiban tersendiri. Dengan memahami proses dan tahapan kala 1 2 3 4 dalam persalinan, Mams bisa menghadapi momen kelahiran dengan lebih tenang, percaya diri, dan siap secara holistik.
Namun, proses tidak berhenti saat bayi lahir. Justru dari sinilah kehidupan baru dimulai. Masa transisi menjadi orang tua membawa pelajaran, perubahan, dan banyak hal baru yang perlu dipelajari bersama. Yuk, lanjutkan perjalanan ini dengan membaca: Panduan Pasutri! Tips Menjadi Orang Tua Baru yang Jadi Idola. Karena menjadi orang tua bukan soal kesempurnaan, tapi tentang kehadiran yang penuh cinta.
References
- World Health Organization. (2018). WHO recommendations on intrapartum care for a positive childbirth experience. World Health Organization.Â
- NICE. Intrapartum care. Retrieved from https://www.nice.org.uk/guidance/ng235/chapter/Recommendations/
- Cochrane. Continuous support for women during childbirth. Retrieved from https://www.cochrane.org/evidence/CD003766_continuous-support-women-during-childbirth
- Bayraktar, E., Başer, M., Açmaz, G., Gözüyeşil, E., Yılmaz, F. A., Çetin, Ö., & Şahin, E. (2023). The Effects of Pushing Techniques During Second Stage of Labor on Mother and Newborn Health: A Randomized Controlled Trial. COMPREHENSIVE MEDICINE, 15(3), 250-255. https://jag.journalagent.com/z4/download_fulltext.asp?pdir=cm&plng=eng&un=IKSST-55822
- ACOG. Assisted Vaginal Delivery. Retrieved from https://www.acog.org/womens-health/faqs/assisted-vaginal-delivery
- World Health Organization. (2014). Active management of the third stage of labour: new WHO recommendations help to focus implementation. In Active management of the third stage of labour: new WHO recommendations help to focus implementation. https://pesquisa.bvsalud.org/portal/resource/pt/who-119831
- Franke, D., Zepf, J., Burkhardt, T., Stein, P., Zimmermann, R., & Haslinger, C. (2021). Retained placenta and postpartum hemorrhage: time is not everything. Archives of Gynecology and Obstetrics, 304(4), 903-911. https://link.springer.com/article/10.1007/s00404-021-06027-5
- NRF. Skill Development Of Nurses In Managing The Fourth Stage Of Labour. Retrieved from https://nrfninechd.com/skill-development-of-nurses-in-managing-the-fourth-stage-of-labour/
- Li, X. F., Fortney, J. A., Kotelchuck, M., & Glover, L. H. (1996). The postpartum period: the key to maternal mortality. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 54(1), 1-10. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/0020729296026677
- Tahsina, T., Hossain, A. T., Ruysen, H., Rahman, A. E., Day, L. T., Peven, K., … & Lawn, J. E. (2021). Immediate newborn care and breastfeeding: EN-BIRTH multi-country validation study. BMC pregnancy and childbirth, 21(Suppl 1), 237. https://link.springer.com/article/10.1186/s12884-020-03421-w