Perkembangan motorik kasar pada anak, seperti merangkak, berlari, dan melompat, adalah aspek penting yang mendukung tumbuh kembangnya secara fisik sekaligus membentuk dasar perkembangan kognitif, sosial, dan emosional. Memahami contoh motorik kasar sejak dini membantu orang tua memberikan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan kemampuan si kecil.
Yuk, pelajari tahapan-tahapan motorik kasar untuk mendukung anak tumbuh sehat dan aktif!
Apa Itu Motorik Kasar?
Motorik kasar adalah kemampuan yang melibatkan gerakan besar menggunakan otot-otot besar tubuh, seperti kaki, lengan, punggung, dan perut. Contoh gerakannya meliputi berlari, melompat, merangkak, atau melempar bola.
Kemampuan ini mulai berkembang sejak bayi lahir dan terus meningkat hingga masa remaja. Motorik kasar memiliki peran penting dalam aktivitas sehari-hari anak, karena memungkinkan mereka lebih aktif mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Selain itu, motorik kasar juga sangat penting bagi perkembangan fisik yang optimal. Ada beberapa alasan mengapa kemampuan ini menjadi sangat krusial:
1. Mendukung Perkembangan Fisik
Gerakan motorik kasar membantu anak mengembangkan kekuatan otot, koordinasi, dan keseimbangan tubuh yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berlari, atau melompat. Hal ini mendukung kesehatan fisik yang lebih baik secara keseluruhan.
2. Perkembangan Kognitif
Meskipun tampaknya hanya terkait dengan gerakan fisik, aktivitas motorik kasar juga mempengaruhi perkembangan otak anak. Dengan mengeksplorasi dunia melalui gerakan, anak-anak belajar memahami hubungan antara tubuh dan ruang, yang mendukung perkembangan kognitif mereka.
3. Perkembangan Sosial dan Emosional
Melalui aktivitas fisik seperti bermain di taman atau bersepeda, anak tidak hanya melatih motorik kasar tetapi juga belajar bersosialisasi dengan teman sebaya. Mereka mengembangkan kemampuan sosial seperti berbagi, bekerja sama, dan memahami aturan. Secara emosional, aktivitas fisik membantu membangun rasa percaya diri dan kemandirian.
Perbedaan motorik kasar dan motorik halus:
- Motorik Kasar: Ini adalah gerakan besar yang melibatkan otot-otot besar. Contoh gerakannya adalah berlari, melompat, atau menaiki tangga.
- Motorik Halus: Ini mencakup gerakan kecil yang melibatkan otot-otot kecil, seperti tangan dan jari. Contoh gerakan motorik halus adalah menulis, mengancingkan baju, atau meronce manik-manik.
Kemampuan motorik kasar umumnya berkembang lebih dulu daripada motorik halus. Contohnya, anak biasanya belajar berlari atau memanjat sebelum mampu mengikat tali sepatu. Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan motorik kasar yang baik dapat mendukung perkembangan motorik halus di tahap berikutnya.
Tahapan Perkembangan Motorik Kasar Berdasarkan Usia
Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan fisik yang mulai terlihat sejak bayi lahir dan terus berkembang selama masa kanak-kanak. Orang tua dan dokter anak berperan penting dalam memantau perkembangan ini dengan memperhatikan tahapan-tahapan yang menjadi indikator pertumbuhan normal anak.
Meskipun setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, perubahan tertentu biasanya terjadi pada waktu yang mirip seiring bertambahnya usia. Berikut adalah contoh motorik kasar untuk bayi dan anak-anak, yang terbagi berdasarkan rentang usia:
0 – 6 Bulan
- Bayi mulai bisa berguling dari posisi tengkurap ke telentang dan sebaliknya.
- Mereka dapat duduk dengan bantuan dan kemudian tanpa bantuan.
6 – 12 Bulan
- Bayi mulai merangkak ke depan dengan perut mereka.
- Mereka belajar berpindah posisi, misalnya dari duduk ke merangkak.
- Pada tahap ini, mereka juga mulai berjalan sambil berpegangan pada benda untuk dukungan.
12 – 18 Bulan
- Anak-anak mulai duduk, merangkak, dan berjalan secara bersamaan.
18 bulan – 2 tahun
- Mereka belajar berjalan dengan lebih lancar.
- Anak-anak mulai mencoba berlari.
- Mereka juga dapat menarik atau membawa mainan sambil berjalan dan naik turun tangga dengan bantuan.
3 Tahun
- Anak-anak dapat melompat di tempat dengan kedua kaki bersamaan.
- Mereka bisa berjalan di ujung jari.
- Pada usia ini, mereka juga mulai bisa mengayuh sepeda roda tiga dan menangkap bola menggunakan tubuh (lengan, tangan, dan dada).
4 Tahun
- Anak-anak dapat berdiri dengan satu kaki selama lima detik.
- Mereka dapat menendang bola ke depan.
- Mereka mampu berjalan lurus di atas garis dan berlari sambil menghindari rintangan.
5 Tahun
- Anak-anak belajar berjalan mundur dari tumit ke jari.
- Mereka bisa menangkap bola kecil hanya dengan tangan.
- Pada usia ini, mereka juga mulai bisa melompat ke depan setelah belajar melakukannya.
Penting untuk dicatat bahwa keterampilan motorik kasar ini akan terus berkembang dan menguat bahkan setelah usia-usia tersebut. Setiap anak memiliki ritme perkembangan yang unik, sehingga beberapa mungkin mencapai tahapan-tahapan ini lebih cepat atau lebih lambat dari yang lain.
Untuk itu, berikut Navila berikan checklist tahapan perkembangan si kecil terkait motorik kasarnya sebagai catatan untuk Bunda.



Jika Bunda memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan keterampilan motorik kasar si kecil, sebaiknya bicarakan dengan dokter anak. Ini dapat membantu memastikan bahwa si kecil mendapatkan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh Kegiatan Motorik Kasar untuk Setiap Tahapan Usia
Berikut beberapa contoh kegiatan yang mendukung perkembangan motorik kasar pada anak di berbagai usia, di antaranya:
Usia 12–18 Bulan

Pada tahap ini, Bunda dapat membantu si kecil mengembangkan keterampilan motorik kasar melalui berbagai aktivitas berikut:
- Mendorong untuk berjalan: Ajak anak berjalan dengan memberikan instruksi atau menggunakan mainan yang bisa didorong agar anak bergerak ke depan.
- Terowongan kardus: Buatlah terowongan dari kardus bekas agar anak bisa merangkak masuk dan keluar. Ini dapat mendorong eksplorasi dan kebebasan bergerak.
- Latihan jongkok dan berdiri: Letakkan mainan di lantai dan ajari anak untuk jongkok dan berdiri. Aktivitas ini dapat meningkatkan keseimbangan dan kekuatan otot kaki.
Usia 18–24 Bulan

Berikut adalah beberapa permainan yang bisa dilakukan untuk merangsang motorik kasar anak:
- Melempar dan menendang bola: Ajak anak melempar atau menendang bola untuk melatih koordinasi.
- Bermain sepak bola: Cobalah bermain sepak bola di taman. Ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga meningkatkan keterampilan motorik.
- Kegiatan membantu di rumah: Biarkan anak membantu dalam kegiatan sehari-hari seperti menyapu, memasukkan pakaian kotor ke dalam keranjang, dan merapikan mainan. Ini juga bisa melatih motorik kasar mereka.
- Belajar naik turun tangga: Ajarkan anak cara naik dan turun tangga dengan berpegangan pada pegangan atau tangan Anda untuk memastikan keamanan.
- Bermain kuda goyang: Aktivitas ini melatih keseimbangan dan memperkuat otot kaki.
Usia 2–3 Tahun

Untuk anak usia ini, berikut beberapa contoh untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar mereka:
- Bermain di taman: Manfaatkan perosotan, ayunan, dan berbagai permainan lain di taman untuk melatih keterampilan motorik.
- Lompat katak: Ajak anak untuk bermain lompat katak, yang dapat membantu mereka belajar melompat dan mendarat dengan benar.
- Bersepeda roda tiga: Aktivitas ini dapat memperkuat otot kaki dan meningkatkan koordinasi.
- Memanjat di arena bermain: Dorong anak untuk memanjat menggunakan tiang-tiang atau gelang panjatan yang aman.
Usia 3–4 Tahun

Di usia ini, berikut adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat membantu dalam mengembangkan motorik kasar:
- Bersepeda roda tiga: Ajak anak bersepeda di luar rumah untuk melatih keterampilan motorik dan keseimbangan.
- Berlarian di antara rintangan: Letakkan beberapa benda di lantai dan minta anak berlari di antara rintangan tersebut untuk melatih kecepatan dan ketangkasan.
- Melempar bola ringan: Ajari anak melempar bola ringan ke atas untuk meningkatkan koordinasi tangan dan mata.
- Bermain hula hoop: Aktivitas ini dapat meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot inti.
- Berenang: Kegiatan ini sangat baik untuk melatih otot dan keseimbangan secara keseluruhan.
Usia 4–5 Tahun

Berikut beberapa contoh cara untuk menstimulasi keterampilan motorik kasar anak pada usia ini:
- Lompat tali: Aktivitas ini menyenangkan dan bagus untuk meningkatkan keterampilan koordinasi dan kekuatan.
- Berjalan di papan keseimbangan: Ini membantu anak belajar menjaga keseimbangan sambil berjalan di atas permukaan yang sempit.
- Melompat dengan satu kaki: Ajarkan anak bermain lompat dengan satu kaki, seperti permainan engklek, untuk melatih keseimbangan dan kekuatan.
- Bermain sepak bola atau lempar bola: Kegiatan ini melatih keterampilan motorik kasar dan juga memperkuat interaksi sosial.
- Berenang: Kegiatan ini memberikan manfaat besar untuk seluruh tubuh dan melatih keterampilan motorik.
Dampak Motorik Kasar terhadap Perkembangan Emosi dan Sosial Anak
Berdasarkan riset, kegiatan motorik kasar ini bukan hanya melatih kemampuan fisik anak, tapi juga berperan dalam membangun rasa percaya diri, kemampuan mengelola emosi, serta keterampilan bersosialisasi.
1. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Ketika anak menguasai kemampuan motorik kasar, seperti melompat, berlari, atau memanjat, mereka akan merasa lebih percaya diri dengan tubuh dan kemampuan fisik mereka. Misalnya, kemampuan memanjat tangga atau melompat lebih jauh memberikan rasa bangga dan pencapaian.
Penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan dalam keterampilan motorik dapat meningkatkan rasa percaya diri anak, yang berdampak positif pada cara mereka berinteraksi dengan orang lain dan mengambil inisiatif dalam lingkungan sosial.
2. Mengembangkan Keterampilan Sosial
Aktivitas motorik kasar seperti bermain bola, lompat tali, atau berlari bersama teman sebaya membantu anak belajar bekerja sama, bergantian, dan mematuhi aturan. Aktivitas ini juga memfasilitasi interaksi sosial, mengajarkan cara berkolaborasi, menyelesaikan perselisihan, dan berkomunikasi lebih baik.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang aktif secara fisik cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik, karena mereka belajar empati, berbagi, dan menyelesaikan konflik melalui pengalaman tersebut.
3. Mengelola Emosi dengan Lebih Baik
Aktivitas fisik membantu anak mengelola emosinya dengan lebih baik. Saat anak bergerak aktif, tubuh mereka melepaskan endorfin, yang membuat mereka merasa lebih rileks dan bahagia. Selain itu, menghadapi tantangan seperti jatuh atau gagal dalam aktivitas fisik mengajarkan anak untuk mengatasi frustasi dan kekecewaan.
Kemampuan ini sangat penting dalam perkembangan sosial anak, karena anak yang dapat mengendalikan emosinya lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, menghindari konflik, dan menyelesaikan masalah sosial dengan efektif.
4. Hubungan dengan Fungsi Eksekutif
NCBI juga mengungkap bahwa keterampilan motorik kasar berperan penting dalam perkembangan fungsi eksekutif anak, yaitu kemampuan untuk merencanakan, mengatur, memecahkan masalah, dan mengendalikan impuls. Keterampilan ini mendukung interaksi sosial anak, membantu mereka memahami aturan sosial dan menyesuaikan perilaku sesuai situasi.
Anak yang rutin melatih motorik kasar cenderung memiliki fungsi eksekutif yang lebih baik, yang pada gilirannya memperkuat kemampuan sosial dan emosional mereka. Fungsi eksekutif yang baik membantu anak menghadapi situasi sosial yang lebih kompleks, mengelola interaksi kelompok, serta beradaptasi dengan perubahan di sekitarnya.
Kesalahan Umum dalam Melatih Motorik Kasar dan Cara Mengatasinya
Seringkali, tanpa disadari, orang tua membuat kesalahan saat melatih keterampilan motorik kasar anak. Kesalahan ini dapat berdampak pada perkembangan fisik dan emosional anak. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang sering terjadi, serta solusi untuk mengatasinya:
1. Terlalu Membatasi Gerak Anak
Banyak orang tua khawatir anaknya akan terluka saat bergerak, sehingga cenderung membatasi aktivitas fisik mereka. Padahal, kegiatan seperti berlari, memanjat, dan melompat sangat penting untuk melatih otot, keseimbangan, dan koordinasi anak.
Solusi: Beri anak kebebasan untuk bergerak dengan tetap memperhatikan aspek keamanan. Pastikan area bermain aman, jauh dari potensi bahaya, dan beri kesempatan anak untuk mencoba berbagai gerakan, seperti berlari di taman atau bermain di playground, dengan pengawasan yang tepat.
2. Stimulasi yang Tidak Sesuai Usia
Kadang-kadang orang tua memberikan aktivitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak, seperti mendorong anak yang baru belajar berjalan untuk berlari, atau memberi aktivitas yang terlalu mudah untuk anak yang sudah aktif bergerak.
Solusi: Sesuaikan aktivitas fisik dengan perkembangan anak. Untuk anak yang baru belajar berjalan, mulai dengan permukaan yang rata. Untuk anak yang lebih mahir, beri tantangan seperti berlari atau bermain sepak bola. Pahami kemampuan anak dan sesuaikan aktivitas dengan usia dan tahap perkembangannya.
3. Kurangnya Tantangan yang Sesuai
Sebaliknya, beberapa orang tua memberi anak aktivitas yang terlalu mudah, sehingga kurang menantang. Jika anak terus diberikan aktivitas yang sudah dikuasainya, mereka akan cepat bosan dan kurang termotivasi untuk mengembangkan keterampilan baru.
Solusi: Naikkan tingkat kesulitan aktivitas secara bertahap sesuai dengan kemampuan anak. Jika anak sudah mahir berjalan, beri tantangan seperti berlari di medan yang lebih menantang, atau mainan yang melibatkan koordinasi lebih tinggi, misalnya lompat tali.
4. Kurangnya Dukungan Emosional
Beberapa anak merasa takut atau ragu untuk mencoba aktivitas fisik baru, seperti melompat atau memanjat. Kesalahan yang sering dilakukan adalah orang tua tidak memberikan dorongan yang cukup untuk membantu anak mengatasi rasa takut.
Solusi: Berikan dorongan positif dan pujian setiap kali anak mencoba sesuatu yang baru. Jika anak takut mencoba, bantu mereka secara perlahan dan tunjukkan bahwa Bunda ada untuk mendukungnya. Dorongan emosional yang tepat dapat membantu anak merasa lebih percaya diri.
A Word From Navila
Memahami perkembangan dan contoh motorik kasar pada anak sangat penting bagi orang tua untuk mengenali jika ada keterlambatan, seperti tidak bisa berjalan hingga usia 18 bulan serta mempererat hubungan. Keterlambatan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan kesehatan. Jika si kecil mengalami hal ini, segera hubungi dokter untuk mendapatkan konsultasi yang tepat.
Jaga Kesehatan Si Kecil dengan Minyak Telon Navila!
Aktivitas di luar ruangan membuat si kecil rentan tergigit nyamuk berbahaya, oleh karenanya, Bunda perlu waspada. Lindungi buah hati dari masalah pencernaan, gigitan nyamuk berbahaya, dan tetap hangat sepanjang hari. Minyak Telon Navila adalah pilihan alami untuk keluarga sehat dan bahagia. Yuk, mulai langkah kecil menuju keluarga sehat bersama Navila! Pelajari selengkapnya di:Â Minyak Telon Terbaik Navila.
References
- Li, Q., Wang, Q., Xin, Z., & Gu, H. (2022). The Impact of Gross Motor Skills on the Development of Emotion Understanding in Children Aged 3–6 Years: The Mediation Role of Executive Functions. International journal of environmental research and public health, 19(22), 14807.
- NAPA. Gross Motor Development for Infants and Toddlers. Retrieved from https://napacenter.org/gross-motor-development/
- Chrichmond. Gross motor skills: Birth to 5 years. Retrieved from https://www.chrichmond.org/services/therapy-services/developmental-milestones/gross-motor-skills-birth-to-5-years
- Kid Sense. Gross Motor Development Checklist. Retrieved from https://childdevelopment.com.au/resources/child-development-charts/gross-motor-developmental-checklist/
6 comments