Pernah tidak Mams, sudah berniat pumping, payudara terasa penuh, tapi ASI tidak keluar juga? Rasanya cukup mengesalkan, ya! Padahal sudah memakai pompa yang bagus, sudah mencoba mengatur posisi, tapi tetap saja hasilnya sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali. Bagi Mams yang bekerja dan harus pumping untuk stok ASI, ini dapat menjadi tantangan yang besar.
Lalu, sebenarnya apa yang membuat ASI susah keluar saat dipompa? Dan yang lebih penting, bagaimana cara mengatasinya agar pumping tetap lancar? Mari ketahui jawabannya pada artikel berikut ini!
Penyebab Payudara Penuh tapi ASI Tidak Keluar Saat Dipompa
Ada beberapa penyebab payudara penuh tapi ASI tidak keluar saat dipompa, di antaranya:
1. Refleks Let-Down yang Tidak Optimal
Refleks let-down dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang memicu aliran ASI dari payudara. Namun, stres, kecemasan, rasa tidak nyaman, atau pompa ASI yang kurang efektif bisa menghambat proses ini. Mams disarankan untuk menciptakan suasana rileks, tenang, dan nyaman sebelum dan selama proses memompa agar let-down lebih mudah terjadi.
2. Saluran ASI Tersumbat
Sumbatan pada saluran ASI membuat ASI tertahan di dalam payudara meskipun terasa penuh. Biasanya ditandai dengan benjolan kecil, keras, dan nyeri saat disentuh. Penyebabnya bisa karena bra yang terlalu ketat, kurang maksimal saat menyusui atau memompa, hingga posisi yang kurang tepat. Pijat perlahan bagian yang terasa keras sebelum dan saat memompa dapat membantu melancarkan aliran ASI.
3. Teknik Pompa yang Tidak Tepat
Penggunaan flange yang tidak sesuai ukuran sering menjadi alasan ASI sulit keluar. Flange yang terlalu kecil dapat menekan puting berlebihan, sementara yang terlalu besar membuat daya hisap tidak maksimal. Selain itu, pengaturan kekuatan hisapan juga harus disesuaikan. Tekanan yang terlalu tinggi bisa menimbulkan rasa sakit dan justru menghambat aliran ASI, sedangkan tekanan yang terlalu lemah kurang efektif menarik ASI.
4. Posisi dan Durasi Memompa yang Kurang Tepat
Posisi memompa yang kurang nyaman bisa membuat otot di sekitar payudara tegang, sehingga menghambat aliran ASI. Idealnya, duduklah dalam posisi santai dengan punggung tersangga agar tubuh tidak mudah lelah. Selain itu, durasi memompa juga penting diperhatikan. Terlalu sebentar bisa membuat ASI tidak keluar maksimal, sementara terlalu lama bisa menyebabkan puting lecet atau nyeri. Umumnya, sesi memompa berlangsung sekitar 15–20 menit.
5. Kurangnya Stimulasi Payudara
Sentuhan lembut, pijatan, atau kontak dengan bayi seperti melihat foto atau mendengar suara tangisannya bisa membantu memicu refleks let-down secara alami. Jika langsung memompa tanpa stimulasi, tubuh bisa saja belum ‘siap’ mengeluarkan ASI. Selain itu, menggunakan kompres hangat sebelum memompa juga bisa membantu merangsang kelancaran aliran ASI.
Cara Mengatasi ASI Tidak Keluar Saat Dipompa
Ada beberapa cara efektif yang bisa Mams lakukan dalam mengatasi payudara penuh tapi tidak keluar ASI saat dipompa, di antaranya:
1. Latihan Relaksasi Sebelum Memompa
Stres dan kecemasan dapat menghambat refleks let-down, sehingga ASI sulit keluar. Untuk membantu tubuh lebih rileks, Mams bisa mencoba teknik pernapasan dalam sambil membayangkan bayi sedang menyusu. Selain itu, mencium aroma pakaian bayi atau mendengarkan suara tangisnya juga dapat merangsang produksi oksitosin, hormon yang berperan dalam pengeluaran ASI.
2. Pijat Payudara Sebelum dan Saat Memompa
Pijat payudara sebelum dan saat memompa juga bisa membantu memperlancar aliran ASI. Salah satu teknik yang bisa dicoba adalah Teknik Marmet, yaitu kombinasi pijatan dan perasan tangan yang membantu merangsang ASI keluar lebih lancar. Langkahnya sederhana:
- Pijat lembut area payudara dengan gerakan melingkar menggunakan ujung jari, dari bagian luar menuju puting.
- Letakkan ibu jari di atas areola dan jari telunjuk serta tengah di bawah, kemudian tekan perlahan ke arah dada, peras, dan lepaskan dengan ritmis hingga ASI mulai keluar.
Selain itu, Mams juga bisa melakukan Lymphatic Drainage Massage (LDM), yang membantu melancarkan aliran cairan, mengurangi bengkak, dan mencegah penyumbatan. Gerakan LDM meliputi:
- Gerakan Kupu-Kupu: Tekan ringan payudara dengan kedua tangan, lalu geser ke arah luar.
- Lingkaran Ujung Jari: Pijat dengan gerakan memutar dari bagian luar ke areola.
Lakukan pijatan ini selama 5–10 menit hingga payudara terasa lebih ringan.
3. Pemilihan Pompa ASI yang Tepat
Pastikan ukuran flange atau corong pompa sesuai dengan ukuran puting agar hisapan lebih efektif dan tidak menimbulkan rasa sakit. Selain itu, gunakan pompa yang memiliki mode hisapan yang menyerupai ritme isapan bayi. Hal ini membantu tubuh lebih mudah merespons rangsangan dan mengeluarkan ASI dengan lebih optimal.
4. Kombinasi Direct Breastfeeding dan Power Pumping
Sebelum memompa, menyusui bayi secara langsung bisa menjadi salah satu cara paling efektif memicu refleks let-down, karena kontak langsung dengan bayi merangsang hormon oksitosin secara alami.
Selain itu, Mams juga bisa mencoba metode Power Pumping untuk meningkatkan produksi ASI dan merangsang pengosongan payudara lebih efektif. Caranya adalah memompa dengan pola:
- 10 menit memompa
- 10 menit istirahat
- Ulangi siklus ini selama 1 jam.
Ritme ini meniru frekuensi menyusu bayi saat dalam fase growth spurt, sehingga bisa memberi sinyal pada tubuh untuk meningkatkan produksi ASI.
5. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Mendukung Produksi ASI
Beberapa makanan seperti dark chocolate, almond, dan oat diketahui dapat merangsang produksi oksitosin, sehingga membantu ASI lebih mudah keluar. Minuman hangat sebelum memompa juga bisa menjadi solusi sederhana karena dapat membantu melebarkan saluran ASI dan memperlancar alirannya.
Kapan Harus Menghubungi Konsultan Laktasi?
Jika ASI tetap tidak keluar meski sudah mencoba berbagai cara, sebaiknya konsultasikan masalah ini dengan konsultan laktasi. Mereka dapat membantu mendiagnosis penyebabnya, seperti saluran ASI yang tersumbat, ketidakseimbangan hormon, atau teknik menyusui yang perlu disesuaikan.
Selain itu, jika payudara terasa sakit, bengkak, merah, atau disertai demam, segera hubungi profesional. Kondisi ini bisa jadi tanda mastitis yang perlu penanganan cepat agar tidak semakin parah dan mengganggu proses menyusui.
A Word From Navila
Menghadapi tantangan saat memompa ASI, seperti payudara yang terasa penuh namun ASI tidak keluar, bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk refleks let-down yang tidak optimal, saluran ASI tersumbat, atau teknik memompa yang kurang tepat.
Untuk mengatasi hal ini, selain mencoba teknik relaksasi dan pijatan, Mams dapat mempertimbangkan suplemen alami seperti ASI Booster Navila, yang diformulasikan khusus untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui.

Dengan kandungan bahan-bahan alami yang aman, produk ini dapat membantu melancarkan produksi ASI, sehingga kebutuhan nutrisi si kecil tetap terpenuhi. Yuk, ketahui selengkapnya di: ASI Booster Navila.
References
- Boakes, E., Woods, A., Johnson, N., & Kadoglou, N. (2018). Breast infection: a review of diagnosis and management practices. European journal of breast health, 14(3), 136. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6092150/
- IDAI. Saluran ASI Tersumbat. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/saluran-asi-tersumbat
- Pujiati, W., Sartika, L., Wati, L., & Ramadinta, R. A. (2021). Teknik Marmet terhadap Kelancaran Asi pada Ibu Post Partum. Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan, 11(2), 78-85. https://mail.ejournalwiraraja.com/index.php/FIK/article/view/1596
- Parents. Best Foods for Breastfeeding Parents. Retrieved from https://www.parents.com/baby/breastfeeding/breast-milk/12-superfoods-for-breastfeeding-moms/
- Pevzner, M., & Dahan, A. (2020). Mastitis while breastfeeding: Prevention, the importance of proper treatment, and potential complications. Journal of clinical medicine, 9(8), 2328. https://www.mdpi.com/2077-0383/9/8/2328